Dalam sebuah pernyataan pada 14 November, Gedung Putih mengatakan: "Presiden Trump telah menelepon Thailand dan Kamboja dalam upaya memediasi konflik baru-baru ini. Beliau juga telah menghubungi Malaysia untuk mendukung diakhirinya kekerasan."
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim kemudian mengonfirmasi pertukaran informasi tersebut dengan pemimpin AS. Anwar menekankan: "Kamboja dan Thailand telah menarik pasukan militer mereka dari perbatasan, sejalan dengan pendekatan yang disepakati dalam perjanjian damai Kuala Lumpur."

"Saya menyambut baik peran aktif Presiden Trump, yang juga telah berkomunikasi dengan Perdana Menteri Kamboja dan Thailand untuk memastikan bahwa setiap perbedaan diselesaikan secara tertib, sehingga stabilitas dan harmoni di kawasan tetap terjaga," ujar Perdana Menteri Malaysia.
Dalam perkembangan terkait, Perdana Menteri Anwar Ibrahim juga menginformasikan bahwa ia telah berdiskusi dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dan Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul, menawarkan peran mediasi untuk memulihkan perjanjian damai. "Kedua pemimpin merespons secara positif dan menegaskan kembali komitmen mereka untuk menemukan solusi damai," ujarnya.
Bentrokan di perbatasan meletus pada malam 12 November, dengan kedua belah pihak saling menuduh pihak lain melepaskan tembakan terlebih dahulu. Kamboja mengonfirmasi satu orang tewas dan tiga lainnya luka-luka, sementara Thailand melaporkan tidak ada korban jiwa.
Ketegangan bermula dari pengumuman Bangkok untuk menangguhkan perjanjian damai dengan Phnom Penh, yang menuduh tetangganya menanam ranjau darat baru di wilayah perbatasan yang melukai empat tentara Thailand. Kamboja membantah informasi tersebut, dengan mengatakan ranjau tersebut merupakan sisa dari konflik sebelumnya.
Khususnya, Kamboja dan Thailand menandatangani perjanjian damai di Kuala Lumpur pada tanggal 26 Oktober, disaksikan oleh Presiden Donald Trump dan Perdana Menteri Anwar, untuk menyelesaikan konflik lima hari pada bulan Juli.
Sengketa perbatasan antara Kamboja dan Thailand telah berlangsung lebih dari satu abad. Pertempuran meletus pada bulan Juli setelah Bangkok menuduh Phnom Penh menanam ranjau darat yang melukai tentara Thailand.
Sumber: https://congluan.vn/ong-trump-tiep-tuc-hoa-giai-cang-thang-campuchia-thai-lan-10317883.html






Komentar (0)