![]() |
| Pada tahun 2023, para peneliti yang menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) NASA mengumumkan kemungkinan keberadaan dimetil sulfida (DMS) di K2-18b, sebuah planet yang hampir sembilan kali lebih besar dari Bumi dan terletak di zona layak huni bintangnya, sekitar 120 tahun cahaya jauhnya. Hal ini dianggap sebagai bukti bahwa kehidupan alien benar-benar ada. Foto: Eksoplanet. |
![]() |
| Di Bumi, DMS terutama diproduksi oleh kehidupan , terutama fitoplankton dan mikroorganisme laut lainnya. Oleh karena itu, studi tahun 2023 ini menarik perhatian banyak ilmuwan . Namun, temuan awal JWST tidak dapat mengonfirmasi keberadaan DMS, sehingga para ahli melakukan pengamatan lain. Foto: NASA, ESA, CSA, Joseph Olmsted. |
![]() |
| Teleskop Luar Angkasa James Webb dapat menyelidiki atmosfer eksoplanet saat mereka "melewati" bintang induknya dari perspektif observatorium. JWST mendeteksi molekul-molekul tertentu di udara berdasarkan panjang gelombang cahaya bintang yang diserapnya. Gambar: X/@konstructivizm. |
![]() |
| Tim awalnya mendeteksi dimetil sulfida menggunakan NIRISS (Near Infrared Imager and Spectrometer) dan NIRSpec (Near Infrared Spectrometer) milik JWST. Dalam studi baru ini, para ahli menggunakan instrumen MIRI (Mid-Infrared Instrument) senilai $10 miliar untuk memeriksa berbagai panjang gelombang cahaya. Gambar: X/@konstructivizm. |
![]() |
| MIRI mendeteksi jejak DMS dan/atau dimetil disulfida (DMDS)—senyawa kimia yang juga bisa menjadi biosignature. Informasi ini dipublikasikan oleh para ahli di The Astrophysical Journal Letters pada 17 April. Foto: astrophotographylens.com. |
![]() |
| "Ini adalah bukti independen, menggunakan instrumen yang berbeda dari sebelumnya dan rentang panjang gelombang cahaya yang berbeda, tanpa tumpang tindih dengan pengamatan sebelumnya," jelas Nikku Madhusudhan, seorang profesor di Institut Astronomi Universitas Cambridge, yang memimpin kedua studi K2-18b. "Sinyalnya sangat jelas dan kuat," tambahnya. Foto: Universitas Cambridge. |
![]() |
| Berdasarkan ukuran dan karakteristik lainnya, para astronom menduga K2-18b bisa jadi merupakan dunia "Hycean", kelas eksoplanet yang diusulkan pada tahun 2021 dengan samudra air cair yang masif dan atmosfer yang kaya hidrogen. Atmosfer K2-18b juga kaya akan DMS dan/atau DMDS, menurut studi baru ini. Tim memperkirakan konsentrasinya lebih dari 10 bagian per juta berdasarkan volume, dibandingkan dengan kurang dari 1 bagian per miliar di Bumi. Gambar: NASA. |
![]() |
| "Penelitian teoretis sebelumnya memprediksi bahwa konsentrasi tinggi gas yang mengandung sulfur seperti DMS dan DMDS dapat terjadi di planet Hycean. Kini, kami telah mengamati hal tersebut, yang konsisten dengan prediksi kami. Mengingat semua yang kami ketahui tentang planet ini, dunia Hycean dengan lautan yang kaya kehidupan adalah skenario yang paling sesuai dengan data yang kami miliki," ujar Profesor Madhusudhan. Foto: Jenny Mottar. |
![]() |
| Profesor Madhusudhan dan rekan-rekannya tidak mengklaim telah menemukan kehidupan alien . Mereka mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi dan memperluas temuan mereka. Foto: Melmak/pixabay. |
![]() |
| Mendeteksi tanda-tanda kehidupan alien bukanlah tugas yang mudah. Hal ini menjadi lebih sulit ketika mempelajari planet seperti K2-18b, yang kemungkinan besar tidak akan dapat kita teliti secara menyeluruh dalam waktu dekat. Oleh karena itu, para ilmuwan kemungkinan akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengumpulkan dan menganalisis data guna membuktikan kemungkinan adanya kehidupan alien. Foto: Hypersphere via Getty Images. |
Pembaca diundang untuk menonton video : Lihat teleskop pemburu alien terbesar di dunia.
Sumber: https://khoahocdoisong.vn/lo-bang-chung-ve-su-song-ngoai-hanh-tinh-chuyen-gia-kinh-ngac-post268938.html
















Komentar (0)