Pada tanggal 28 Oktober, di Kota Ho Chi Minh, Kaspersky mengumumkan investasi penting dan inisiatif strategis baru untuk memperkuat kehadirannya dan memperluas pangsa pasarnya di Vietnam. Pendidikan merupakan salah satu prioritas utama dalam strategi pembangunan berkelanjutan perusahaan.
Kerja sama erat dengan sekolah-sekolah
Kaspersky menyatakan bahwa mereka bekerja sama erat dengan universitas-universitas dalam negeri untuk mengembangkan program pendidikan praktis, membekali mahasiswa dan insinyur muda dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menanggapi ancaman siber yang semakin kompleks.
Baru-baru ini, Kaspersky menandatangani nota kerja sama dengan Akademi Keamanan Rakyat untuk mempromosikan penelitian, pelatihan, dan peningkatan kapasitas profesional di bidang keamanan informasi.
Adrian Hia, Managing Director untuk Asia Pasifik (APAC) di Kaspersky, menyatakan bahwa kehadiran langsung CEO Eugene Kaspersky pada upacara penandatanganan dengan Akademi Keamanan Rakyat menunjukkan komitmen jangka panjang perusahaan untuk mendukung Vietnam dalam mengembangkan tenaga kerja keamanan siber yang sangat terampil.

Adrian Hia, Managing Director untuk Asia Pasifik (APAC) di Kaspersky, berbagi wawasan tentang strategi investasi Kaspersky di Vietnam.
"Ini adalah langkah yang diperlukan untuk memperkuat kemampuan perlindungan dari ekonomi digital yang berkembang pesat," ujar Adrian Hia.
Kaspersky juga berkolaborasi dengan organisasi seperti iSpace dan banyak akademi keamanan siber lainnya untuk menyelenggarakan program pelatihan, lokakarya, dan kursus praktik intensif, serta menyediakan materi untuk membantu instruktur dan siswa agar tetap mengikuti perkembangan tren dan ancaman terbaru.
Mencegah kejahatan siber sejak dini.
Terkait keamanan siber, Adrian Hia, Managing Director untuk Asia Pasifik (APAC) di Kaspersky, menyatakan bahwa menurut statistik awal, dalam enam bulan pertama tahun 2025, Vietnam mencatat lebih dari 300.000 serangan siber, dengan rata-rata sekitar 1.600 pelanggaran data per hari.
Organisasi kejahatan siber kini beroperasi dengan cara yang sangat canggih, meniru model perusahaan besar dengan posisi seperti analis, pemodal, dan insinyur operasional. Kerugian finansial diperkirakan mencapai $20 miliar, dan penipuan dipandang sebagai bisnis yang menguntungkan.
Mengingat meningkatnya jumlah penipuan, Bapak Hia menyarankan pengguna untuk memperbarui sistem operasi mereka secara teratur, mengganti kata sandi setiap 3-6 bulan, dan menghindari penggunaan kata sandi yang sederhana.
"Langkah-langkah sederhana ini akan membantu masyarakat menghindari penipuan. Bahkan, pencegahan selalu lebih efektif daripada menangani akibatnya," tegas Adrian Hia.

Bapak Ngo Tan Vu Khanh, Country Director Kaspersky di Vietnam, berbagi wawasannya tentang keamanan siber.
Merujuk pada Konvensi Hanoi yang baru saja ditandatangani, Bapak Ngo Tan Vu Khanh, Direktur Kaspersky di Vietnam, mengatakan bahwa ini merupakan langkah penting dalam memerangi kejahatan teknologi tinggi.
Sebelumnya, investigasi digital dan pengumpulan bukti elektronik biasanya memakan waktu 1-2 tahun. Berkat konvensi ini, proses tersebut akan dipersingkat secara signifikan, menjadi jauh lebih cepat.
Konvensi ini juga membuka jalan bagi koordinasi ekstradisi internasional yang lebih mudah, karena negara-negara peserta berkomitmen untuk menghormati hukum Vietnam. Ini merupakan landasan hukum yang penting untuk melindungi warga negara dan meningkatkan efektivitas penanganan kejahatan siber secara global.
Menurut Bapak Khanh, Kaspersky juga berpartisipasi dalam proses ini, menyediakan data dan informasi untuk mendukung penyelidikan, dan berkolaborasi dengan Kementerian Keamanan Publik untuk mengembangkan produk dan platform keamanan siber, dengan tujuan membangun lingkungan digital yang lebih aman bagi Vietnam.
Sumber: https://nld.com.vn/kaspersky-chi-meo-don-gian-de-dien-thoai-khong-bi-hack-196251028190259321.htm






Komentar (0)