Pada 21 Juli, di Gedung DPR, delegasi pengawasan tematik "Implementasi kebijakan dan peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan lingkungan hidup sejak Undang-Undang Perlindungan Lingkungan Hidup 2020 mulai berlaku" bekerja sama dengan Kementerian Konstruksi dan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan. Wakil Ketua DPR Le Minh Hoan, Ketua Delegasi Pengawas DPR, memimpin rapat tersebut.
Pada pertemuan tersebut, Wakil Ketua Komite Sains , Teknologi, dan Lingkungan Ta Dinh Thi, Kepala Kelompok Kerja delegasi pemantauan, meminta Kementerian Konstruksi untuk mengklarifikasi banyak konten.
"Total abu dan terak dari pembangkit listrik termal sekitar 47,2 juta ton; jumlah gipsum PG yang dihasilkan dari pabrik pupuk dan kimia mencapai 16,37 juta ton. Namun, menurut para pelaku usaha, masih terdapat kekurangan standar, regulasi, dan panduan teknis dalam pengolahan dan pemanfaatan limbah jenis ini," ujar Bapak Ta Dinh Thi.

Tim pemantau juga meminta Kementerian Konstruksi untuk melengkapi dan mengevaluasi secara khusus hasil uji emisi kendaraan bermotor dan sepeda motor khusus pada tahun 2023-2024, mengklarifikasi kesulitan dalam melaksanakan peta jalan pengujian wajib; meminta laporan data tambahan dan analisis khusus tentang pengelolaan limbah dan material kerukan di sektor transportasi.
Bapak Ta Dinh Thi juga menegaskan, hingga kini Kementerian Konstruksi belum mengeluarkan rencana pelaksanaan peta jalan penghapusan kendaraan berbahan bakar fosil sesuai Undang-Undang Perlindungan Lingkungan Hidup. Beliau meminta Kementerian untuk segera mengklarifikasi penyebabnya dan memiliki rencana khusus untuk disampaikan kepada instansi yang berwenang.
Menanggapi komentar di atas, Wakil Menteri Konstruksi Nguyen Van Sinh menegaskan bahwa Kementerian Konstruksi telah menerbitkan standar, peraturan, dan pedoman yang pada dasarnya lengkap terkait pengelolaan dan penggunaan abu, terak, dan gipsum sebagai bahan konstruksi dan bahan urugan. Total abu dan terak yang dikonsumsi oleh pembangkit listrik tenaga termal selama bertahun-tahun di seluruh negeri mencapai lebih dari 100 juta ton, yang menyumbang sekitar 69,2% dari total emisi sejauh ini.

Terkait peta jalan konversi dan penghapusan kendaraan berbahan bakar fosil serta kendaraan pencemar lingkungan, perwakilan Kementerian Pertanian dan Lingkungan Hidup menyampaikan bahwa sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 08/2022/ND-CP, kewenangan sosialisasi peta jalan dan rencana pelaksanaannya berada di tangan Kementerian PUPR.
Namun, menurut Wakil Menteri Nguyen Van Sinh, dalam Keputusan 08/2022/ND-CP, Pemerintah menugaskan Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup (sebelumnya Kementerian Pertanian dan Lingkungan Hidup) untuk memimpin pengembangan dan menyerahkan peta jalan tersebut kepada Perdana Menteri untuk disetujui. Hingga saat ini, peta jalan ini belum diserahkan kepada Pemerintah untuk diundangkan, sehingga Kementerian Konstruksi belum mengeluarkan rencana pelaksanaan. Wakil Menteri menegaskan: "Ini adalah tugas bersama, kami akan segera berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian dan Lingkungan Hidup untuk melaksanakannya, dan berupaya menyelesaikannya sebelum delegasi pemantau melaporkan kepada Majelis Nasional mengenai topik pemantauan ini."
Berbicara dalam rapat tersebut, Wakil Ketua Majelis Nasional Le Minh Hoan menyatakan bahwa Kementerian Konstruksi perlu lebih menyadari perannya dan bertanggung jawab penuh atas perlindungan lingkungan di sektor konstruksi dan transportasi. Wakil Ketua Majelis Nasional juga meminta Kementerian untuk mengambil solusi drastis guna menciptakan perubahan positif dalam pengelolaan abu, terak, dan gipsum dari PLTU, karena hal ini merupakan tantangan lingkungan bagi negara.
Sumber: https://www.sggp.org.vn/loai-bo-phuong-tien-giao-thong-gay-o-nhiem-moi-truong-chua-ro-trach-nhiem-bo-nao-post804729.html






Komentar (0)