Karya-karyanya selalu memiliki perspektif yang murah hati, penuh dengan cinta dan perenungan terhadap setiap momen kehidupan yang rapuh: bisa berupa daun yang jatuh, angin sepoi-sepoi, senyuman sekilas...
Beberapa karya yang diperkenalkan pada pameran Words of the Wind
FOTO: Q.TRAN
Berkarier di dunia seni rupa sejak 1981, pematung Nguyen Hoang Anh (65 tahun, anggota Asosiasi Seni Rupa Vietnam) resmi menorehkan namanya di dunia seni profesional sejak 1984 melalui serangkaian prestasi, mulai dari penghargaan tingkat negara dan internasional, hingga berbagai karya monumental dan karya di ruang publik yang berpengaruh luas. Ia khususnya terkenal dengan karya-karya relief dekoratifnya di kawasan revolusioner tradisional Saigon - Cho Lon - Gia Dinh di Kuil Ben Duoc, Cu Chi (2015), patung pengacara Nguyen Huu Tho (2019), monumen peringatan Serangan Umum Mau Than dan Pemberontakan tahun 1968 di Binh Chanh (2021)...
Pematung Nguyen Hoang Anh dengan karyanya Blue Sky
FOTO: Q.TRAN
"The Words of the Wind" bukan sekadar percakapan berbisik melalui setiap gagasan pematung di tengah kehidupan yang penuh gejolak, hiruk pikuk, dan kesibukan, tetapi juga menghadirkan kepada penikmat perasaan kontemplasi hening yang ingin disampaikan oleh penulis melalui setiap gambar. Karya-karya dalam pameran ini menampilkan suara yang khas, tenang namun beresonansi, hening namun penuh inspirasi, mengingatkan pada keindahan yang murni dan polos, keindahan batin, kebijaksanaan, dan perasaan yang mendalam.
Ciri khas pematung Nguyen Hoang Anh bukanlah bentuk atau skalanya, melainkan semangatnya yang romantis, liberal, dan ringkas, terkadang jenaka, tetapi selalu mengandung pemikiran mendalam dan pandangan humanis. Di setiap blok, pengunjung dapat menghirup udara alam yang lembut, sekaligus merasakan pandangan sang seniman yang tajam dan penuh pertimbangan tentang kehidupan, manusia, dan isu-isu sosial kontemporer.
Pameran Words of the Wind berlangsung hingga 17 Agustus.
Sumber: https://thanhnien.vn/loi-cua-gio-chiem-nghiem-tung-khoanh-khac-doi-song-185250810212720851.htm
Komentar (0)