Dua perangkat dalam satu desain
Keunggulan terbesar dan paling kentara dari ponsel lipat bergaya buku adalah kemampuannya untuk berfungsi sebagai dua perangkat sekaligus. Saat dilipat, ponsel ini menjadi ponsel pintar yang berfungsi penuh, mungkin sedikit lebih tebal dan ramping daripada model tradisional, tetapi tetap terasa familiar. Setelah dibuka, pengguna akan merasakan tablet mini sungguhan di tangan.
Misalnya, Samsung Galaxy Z Fold7 memiliki layar bagian dalam selebar 8 inci, memberikan ruang tampilan yang nyaman untuk semua aktivitas, mulai dari membaca buku, mengedit dokumen, bermain game, menonton film, hingga menjelajahi web tanpa terasa sempit. Demikian pula, Oppo Find N5 (layar selebar 8,12 inci) juga menghadirkan pengalaman ini dengan sedikit perbedaan rasio layar, sehingga terasa lebih alami saat menggunakan layar bagian luar dan bagian dalam.

Ponsel lipat lebih menekankan multitasking daripada mode
Foto: Anh Quan
Meskipun desainnya berbeda, ide intinya tetap sama: Anda mendapatkan ponsel ringkas saat dibutuhkan dan layar lebar saat diinginkan. Sementara ponsel clamshell mengutamakan penghematan ruang, ponsel model buku mengutamakan memaksimalkan fungsionalitas perangkat.
Fondasi untuk multitasking sejati
Saat ini, telepon bar tradisional juga memiliki kemampuan multitasking yang cukup baik, memungkinkan pembagian layar atau membuka jendela video mengambang. Namun, pengalaman ini masih belum ideal bagi orang-orang yang sering harus bekerja dengan beberapa aplikasi secara bersamaan.
Di sinilah ponsel bergaya buku menjadi pembeda. Dengan area layar yang luas saat dibuka, pengguna dapat membuka tiga aplikasi sekaligus tanpa merasa sempit. Para pengembang juga menciptakan solusi optimal untuk perangkat jenis ini: OnePlus memperkenalkan Open Canvas, yang memungkinkan aplikasi berada di luar ruang layar dan meluncur masuk dan keluar saat dibutuhkan; Samsung memiliki pendekatan serupa di One UI 8.
Android 16 juga dapat menstandardisasi fitur yang sama di seluruh sistem, membuat pengalaman multitugas pada perangkat yang dapat dilipat tidak terbatas pada membuka beberapa aplikasi saja, tetapi juga menawarkan kerja yang lancar di antara aplikasi-aplikasi tersebut.
Ruang ideal untuk karya kreatif dan hiburan
Layar besar tak hanya hebat untuk multitasking, tetapi juga sangat membantu dalam tugas-tugas visual dan kreatif. Mengedit foto, meninjau cetak biru, menandai slide presentasi, atau membaca PDF, semuanya menjadi jauh lebih mudah dan presisi ketika ruang kerja Anda tidak terbatas pada persegi panjang yang sempit.

Pengalaman hiburan yang lebih baik pada ponsel lipat dengan layar berukuran tablet mini
Foto: Anh Quan
Hiburan juga dibawa ke level baru. Menonton film di layar bagian dalam ponsel bergaya buku jauh lebih unggul daripada ponsel clamshell. Membaca komik, majalah, atau membandingkan dua dokumen... semuanya diuntungkan oleh layar yang luas.
Beberapa perangkat seperti Vivo X Fold5 juga mendukung stylus, dipadukan dengan layar yang tajam dan cerah, menunjukkan potensi lini produk ini secara global. Penghapusan dukungan S Pen oleh Samsung pada Z Fold7 dianggap sebagai kekurangan bagi pengguna yang terbiasa dengan fitur ini pada perangkat generasi sebelumnya.
Perangkat keras dan teknologi yang lebih baik
Ponsel lipat bergaya buku seringkali ditempatkan di posisi teratas portofolio produk perusahaan, dan hal ini terlihat jelas dari konfigurasi perangkat kerasnya. Dengan ruang internal yang lebih luas, produsen cenderung melengkapi perangkat terbaik yang mereka miliki: baterai besar, sistem kamera canggih, dan solusi pendinginan yang lebih efisien.
Misalnya, Galaxy Z Fold7 dibekali chip Snapdragon 8 Elite, pilihan memori hingga 1TB, dan mewarisi sistem kamera 200MP dari Galaxy S25 Ultra. Oppo Find N5 juga memiliki RAM 16GB dan sistem tiga kamera yang dimodifikasi oleh Hasselblad. Bahkan Vivo X Fold5 memiliki baterai 6.000mAh dan sistem optik dari Zeiss.

Ponsel yang dapat dilipat diperkirakan akan terus berkembang lebih jauh dalam desain dan teknologi di masa mendatang.
Foto: Anh Quan
Bukan berarti perangkat clamshell sudah ketinggalan zaman. Perangkat ini tetap premium, tetapi menghadapi tantangan dalam hal ruang desain. Faktor bentuk yang lebih kecil berarti lebih sedikit ruang untuk komponen besar seperti ruang uap, sensor kamera raksasa, atau susunan lensa kelas atas. Jadi, bagi pengguna yang mencari perangkat keras terbaik yang dapat dijejalkan suatu merek ke dalam perangkat lipat, buku seringkali menjadi solusinya.
Telepon lipat berbentuk buku futuristik
Jika ponsel clamshell membangkitkan nostalgia, ponsel lipat bergaya buku adalah embusan masa depan. Cara layarnya dibentangkan menjadi tablet, transisi mulus antar mode, dan eksperimen konstan dengan faktor bentuk, semuanya menambah rasa antusiasme teknologi.
Inovasi di bidang ini tidak berhenti di situ. Berbagai merek sudah melirik perangkat lipat tiga atau layar yang dapat digulung, dengan Mate XT Ultimate dari Huawei yang membuktikan bahwa industri ini berinvestasi dalam faktor bentuk yang lebih berani dan inovatif. Bagi mereka yang menyukai sensasi memiliki teknologi mutakhir, ponsel pintar berbentuk buku adalah pilihan yang tepat.
Sumber: https://thanhnien.vn/ly-do-dien-thoai-gap-ngang-hut-khach-hon-dang-vo-so-185250906084715065.htm






Komentar (0)