Peraturan baru ini berlaku untuk taman kanak-kanak, sekolah dasar, perguruan tinggi, universitas, dan pusat bahasa swasta jika mereka melayani siswa yang bukan warga negara Malaysia.
Ini merupakan bagian dari amandemen pemerintah Malaysia terhadap sistem Pajak Penjualan dan Jasa (SST). Berdasarkan peraturan baru ini, institusi swasta dengan biaya kuliah di atas RM60.000 per tahun diwajibkan untuk mendaftar pajak tersebut. Institusi pendidikan tinggi dan pusat bahasa diwajibkan untuk mendaftar, terlepas dari omzet mereka, jika memiliki mahasiswa internasional. Mahasiswa Malaysia dibebaskan dari pajak ini.
Kementerian Keuangan Malaysia menyatakan bahwa kebijakan tersebut bertujuan untuk "memperkuat posisi fiskal negara dengan memperluas basis pajak tanpa membebani masyarakat." Namun, kebijakan tersebut dapat memengaruhi target menarik 250.000 mahasiswa internasional pada tahun 2025.
British Council telah memperingatkan bahwa SST dapat mengurangi daya tarik Malaysia sebagai tujuan studi, terutama bagi mahasiswa dari negara berkembang yang sensitif terhadap biaya. Program pendidikan transnasional (TNE) yang dipimpin Inggris di Malaysia dapat terdampak.
British Council menyarankan agar lembaga pendidikan Inggris berdiskusi secara hati-hati dengan mitra lokal dan berkonsultasi dengan pakar pajak untuk menilai dampak dan membuat penyesuaian yang tepat.
Sumber: https://giaoducthoidai.vn/malaysia-ap-thue-voi-giao-duc-tu-nhan-post737916.html






Komentar (0)