Menurut data Bank Negara Vietnam (SBV), pada akhir tahun 2024, kredit yang disalurkan perusahaan swasta di lembaga kredit (CI) mencapai hampir 7 miliar VND, meningkat sekitar 14,7% dibandingkan tahun 2023, menyumbang sekitar 44% dari total utang perekonomian . Namun, banyak usaha kecil dan menengah (UKM) masih menghadapi kesulitan dalam mengakses modal, terutama karena kurangnya transparansi informasi, hambatan prosedural, dan keterbatasan kapasitas keuangan. Terutama setelah pandemi COVID-19, operasional bisnis perusahaan telah terdampak serius, dan kesehatan keuangan telah menurun.
Bapak Pham Anh Nhan, Direktur Jenderal Perusahaan Saham Gabungan Perdagangan dan Jasa Pariwisata Vietnam, mengatakan bahwa pascapandemi COVID-19, bisnis di industri pariwisata Vietnam sangat terdampak. Meskipun terdapat pemulihan sejak tahun 2024, banyak bisnis kekurangan agunan, memiliki catatan keuangan yang buruk, atau terlilit utang macet. Khususnya, kewajiban untuk melaporkan laporan keuangan yang menguntungkan dalam tiga tahun terakhir menjadi hambatan utama karena banyak bisnis belum mampu mengatasi dampak pandemi COVID-19 pada periode 2022-2023.
“Sebagian besar bisnis pariwisata melaporkan kerugian selama pandemi COVID-19, sehingga menyulitkan mereka untuk memenuhi persyaratan pinjaman meskipun bank telah menerapkan banyak paket dukungan,” ungkap Bapak Nhan.
Kenyataannya, ada banyak alasan subjektif dan objektif mengapa bisnis tidak dapat mengakses modal. Khususnya, beberapa bisnis tidak memiliki riwayat kredit yang jelas, sehingga menyulitkan bank untuk menilai tingkat risiko dan karenanya memerlukan agunan sebagai langkah pengamanan. Bisnis lain mengalokasikan sumber daya keuangan ke banyak bank, sehingga lembaga kredit tidak dapat mensintesis arus kas bisnis yang sebenarnya. Bahkan ada bisnis yang beroperasi sangat efektif tetapi pemiliknya memiliki utang kredit pribadi, yang menyebabkan bank menolak memberikan pinjaman kepada bisnis tersebut.
Untuk memperluas akses permodalan bagi usaha kecil dan menengah, Bank Negara telah menerapkan program dan kebijakan perkreditan secara intensif, dengan memprioritaskan stabilisasi suku bunga dan penerapan kebijakan moneter yang fleksibel dan efektif guna menciptakan kepercayaan bagi perusahaan. Bank Negara juga memfokuskan penyaluran kredit pada area-area prioritas, pendorong pertumbuhan ekonomi tradisional dan baru, sekaligus mengendalikan kredit secara ketat di area-area yang berpotensi berisiko, guna memastikan operasional perkreditan yang aman dan efektif.
Saat ini, bank juga berbagi dan berupaya menerapkan solusi untuk meningkatkan akses modal bagi bisnis. Bapak Nguyen Canh Hung, Direktur Divisi Nasabah Korporat SeABank , mengatakan bahwa bank mengevaluasi bisnis melalui berbagai saluran informasi, mulai dari transaksi aktual, hasil bisnis, hingga laporan keuangan. Berdasarkan hal tersebut, bank akan merancang paket pinjaman tanpa jaminan yang sesuai untuk setiap tingkat kredit bisnis.
Senada dengan itu, Bapak Le Ngoc Lam, Direktur Jenderal BIDV, mengatakan bahwa bank benar-benar ingin mendampingi para pelaku bisnis, tetapi juga berharap para pelaku bisnis akan meningkatkan tingkat transparansi mereka untuk membangun kepercayaan terhadap bank.
"Semakin transparan suatu bisnis, semakin menguntungkan bagi bank untuk meningkatkan kredit," ujar Bapak Lam. Di saat yang sama, beliau juga mendorong para pelaku bisnis untuk fokus pada kegiatan bisnis inti dan menghindari kegiatan di luar industri demi menjamin keamanan dan efisiensi.
Untuk meningkatkan akses modal, Ketua Perusahaan Audit ASCO, Nguyen Thanh Khiet, merekomendasikan agar bisnis meningkatkan sistem manajemen, menerapkan teknologi dan AI dalam akuntansi dan manajemen keuangan, serta bidang operasional lainnya. Usaha kecil dan menengah perlu menyusun laporan keuangan yang transparan dengan audit independen untuk membangun kepercayaan dengan bank. Selain itu, bisnis juga perlu secara proaktif menyusun rencana bisnis yang selaras dengan rencana operasional dan rencana penggunaan modal yang efektif untuk meyakinkan bank.
Dari fakta-fakta di atas, dapat dilihat bahwa semakin transparan arus kas suatu bisnis, semakin tinggi pula kemampuannya untuk mengakses modal. Hal ini merupakan faktor penting bagi bank untuk menilai kapasitas keuangan suatu bisnis.
Sumber: https://thoibaonganhang.vn/minh-bach-tai-chinh-yeu-to-then-chot-giup-doanh-nghiep-tiep-can-von-hieu-qua-162202.html






Komentar (0)