Pada pagi hari tanggal 21 November, Majelis Nasional membahas di aula rancangan Resolusi tentang uji coba pelaksanaan proyek perumahan komersial melalui perjanjian penerimaan hak guna tanah atau kepemilikan hak guna tanah.
Harga properti meroket
Berbicara selama diskusi, delegasi Nguyen Cong Long ( Dong Nai ) menyatakan kekhawatirannya tentang sinkronisasi sistem hukum jika rancangan resolusi di atas disahkan oleh Majelis Nasional.
Menurut Bapak Long, Majelis Nasional telah bekerja keras untuk mengesahkan undang-undang tentang pertanahan, real estat, serta peraturan dan dekrit terkait. Namun, jika rancangan resolusi percontohan disahkan, hal tersebut akan menciptakan dua landasan hukum bagi kegiatan bisnis real estat.
Tuan Long mengemukakan keprihatinan dan kekhawatiran para pemilih tentang meroketnya harga real estat, yang membuat sangat sulit bagi orang miskin, pekerja, penerima penghasilan rendah, pejabat dan pegawai negeri sipil untuk membeli.
"Orang-orang menghitung bahwa jika seorang pegawai negeri tidak makan apa pun, akan butuh ratusan tahun baginya untuk membeli rumah," kata Tuan Long.
Selain itu, menurut Bapak Long, para pemilih juga mempertanyakan mengapa tidak ada mekanisme percontohan untuk menyelesaikan masalah terkini, yaitu perumahan sosial. Lalu mengapa mekanisme ini tidak diterapkan pada perumahan sosial, melainkan hanya pada perumahan komersial?
Menanggapi rancangan resolusi tersebut, delegasi Pham Van Hoa ( Dong Thap ) mengatakan bahwa situasi properti akhir-akhir ini semakin rumit. Terdapat beberapa kasus pelanggaran konstruksi tanpa mekanisme penyelesaian, yang membuang-buang sumber daya sosial dan nasional.
Menurut Bapak Hoa, meskipun bukan anggaran negara, perusahaan juga merupakan sumber daya sosial, mereka juga harus meminjam dari bank, "ketika perusahaan mati, bank juga mati". Hal ini merupakan isu penting dan perlu untuk menerbitkan rancangan resolusi ini.
Terapkan secara nasional untuk memastikan keadilan
Menjelaskan pendapat yang dikemukakan oleh delegasi, Menteri Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Do Duc Duy mengatakan bahwa sifat rancangan resolusi tersebut adalah untuk melengkapi metode akses lahan dalam melaksanakan proyek perumahan komersial.
Secara spesifik, Undang-Undang Pertanahan Tahun 2024 menetapkan bahwa proyek yang tanahnya diperoleh Negara melalui lelang dan tender harus merupakan proyek yang sinkron dalam hal prasarana teknis, prasarana sosial, dan perumahan.
Bapak Duy menyampaikan bahwa sesuai dengan Undang-Undang Perkotaan, Negara tidak akan melakukan reklamasi lahan untuk proyek yang luasnya kurang dari 20 hektar dan tidak menjamin sinkronisasi perkotaan.
“Karena ini bukan soal Negara yang mengambil alih tanah, dan juga bukan soal Negara yang mengizinkan penerimaan hak guna tanah, hal ini menimbulkan banyak kesulitan bagi daerah, terutama di daerah kecil. Pasar properti tidak berskala besar, dan tidak banyak proyek perkotaan yang lebih besar dari 20 hektar,” ujar Bapak Duy.
Mengenai ruang lingkup pengaturan, karena permasalahan yang terjadi di seluruh negeri, menurut Bapak Duy, perlu diterapkan secara nasional untuk menjamin keadilan.
Dantri.com.vn
Sumber: https://dantri.com.vn/xa-hoi/mot-cong-chuc-neu-khong-an-gi-ca-vai-tram-nam-moi-mua-duoc-nha-20241121130725262.htm
Komentar (0)