(NLDO) - Sebuah studi baru menunjukkan bahwa strategi pertahanan planet tidak boleh mengabaikan jenis objek aneh dan sangat tidak stabil, yang dijuluki "komet gelap".
"Komet gelap" adalah julukan yang diberikan para ilmuwan kepada beberapa objek kosmik aneh yang baru ditemukan, yang bentuknya setengah asteroid dan setengah komet.
Sebuah studi yang baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal ilmiah Icarus menunjukkan bahwa "komet gelap" tidak hanya aneh tetapi juga jauh lebih berbahaya daripada yang kita duga.
Objek "hibrida" antara komet dan asteroid bisa menjadi pembunuh yang mengerikan bagi Bumi - Foto AI: Anh Thu
Secara umum, komet sangat berbeda dari asteroid.
Komet berasal dari wilayah terluar tata surya, dengan orbit yang stabil, terkadang terganggu oleh interaksi gravitasi dengan planet-planet raksasa, dan bergerak menuju Matahari, tempat mereka secara bertahap hancur oleh bintang panas. Proses inilah yang menciptakan ekor ajaib.
Sebaliknya, asteroid biasanya berada di wilayah "tata surya bagian dalam", sebagian besar antara Mars dan Jupiter.
Mereka jauh lebih padat daripada komet, sehingga dapat bertahan lebih lama di dekat Matahari. Mereka juga terkadang berakhir di orbit yang tidak stabil, mendekati atau bahkan menabrak Bumi.
"Komet gelap", yang baru saja diidentifikasi, menunjukkan keadaan ketiga yang aneh.
Objek-objek ini berukuran kecil, dengan yang terbesar hanya berukuran beberapa puluh kilometer. Tidak seperti komet, mereka tidak menunjukkan pelepasan gas atau penguapan unsur-unsur volatil seperti air.
Mereka juga tidak mengikuti orbit yang sempurna. Mereka menunjukkan bukti percepatan antigravitasi—yang menyiratkan adanya gaya lain yang mampu mendorong orbit mereka secara perlahan—dengan cara yang tidak biasa.
Semua benda kecil di tata bintang kita, termasuk asteroid, memiliki beberapa derajat percepatan antigravitasi, tetapi para astronom biasanya dapat menentukan penyebabnya.
Misalnya, asteroid dipanaskan secara tidak merata oleh Matahari, menyebabkan pergeseran kecil tetapi terukur dalam orbitnya.
Namun, percepatan antigravitasi komet gelap ini tidak sejalan dengan pemanasan yang tidak merata, menunjukkan adanya "gaya" lain yang berperan. Pelepasan gas yang tak terlihat, mirip komet, mungkin turut berperan.
Tim penulis yang dipimpin oleh peneliti Aster G. Taylor dari Institut Michigan untuk Penemuan dan Teknik Komputasi (AS) menduga bahwa komet gelap tersebut kemungkinan berasal dari sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter, tetapi terkena dampak Saturnus dan menjadi tidak stabil.
Lebih jauh lagi, ini adalah jenis asteroid khusus yang mengandung sejumlah besar molekul pemantul cahaya, seperti air.
Orbit yang tidak stabil dan kombinasi karakteristik yang tidak pasti menjadikan mereka objek dekat Bumi yang sangat berbahaya. Mereka kecil, cepat, sulit dideteksi, dan lintasannya sulit diprediksi.
Oleh karena itu, mereka dapat menyebabkan serangan global yang sama sekali tidak terduga.
Mereka mungkin telah menabrak: Sifat-sifat “komet gelap” menunjukkan bahwa keluarga ini mungkin merupakan objek luar angkasa yang menabrak Bumi purba, membawa molekul-molekul kaya air pertama yang memberi Bumi kita air dan dengan demikian kehidupan.
Bagaimanapun, mereka berbahaya untuk saat ini. Para ilmuwan mengatakan penting untuk lebih memperjelas asal-usul objek-objek ini, sehingga dapat merancang rencana yang lebih tepat untuk mencegah serangan mendadak.
[iklan_2]
Sumber: https://nld.com.vn/mot-loai-vat-the-la-la-moi-de-doa-lon-cho-trai-dat-196240718103832111.htm






Komentar (0)