Dalam perjalanan menyusuri Jalan Raya 32 dari Hanoi , perhentian pertama yang menyambut pengunjung adalah Komune Tu Le. Di sini, hamparan sawah keemasan membentang tak berujung, diselingi hijaunya pegunungan dan hutan, menghadirkan suasana damai. Aroma padi muda yang berpadu dengan angin segar pegunungan membuat langkah kaki setiap orang melambat untuk menikmati keindahan alam yang memikat. Melanjutkan perjalanan, sedikit lebih tinggi, tempat-tempat persinggahan terkenal seperti Bukit Tapal Kuda di Komune Mu Cang Chai atau Bukit Raspberry di Komune Pung Luong tampak seperti gambaran alam yang hidup. Sawah terasering berkelok-kelok, berlapis-lapis di lereng gunung, menciptakan mahakarya dari tangan dan pikiran masyarakat setempat. Setiap musim keemasan, rombongan pengunjung berbondong-bondong untuk mengabadikan momen-momen gemilang, untuk melihat bahwa keindahan Barat Laut selalu tahu cara memikat orang. Lokasi-lokasi indah ini hanya berjarak 5 km dari pusat Mu Cang Chai. Di sini, sinar matahari pagi menyinari anak tangga yang berlapis-lapis, angin sepoi-sepoi membawa awan yang berarak, menciptakan ruang puitis yang tak terlupakan.
Datang ke Mu Cang Chai saat musim padi matang, pengunjung tak hanya dapat mengagumi warna keemasan sawah terasering, tetapi juga membenamkan diri dalam ruang yang murni dan damai, menenangkan jiwa, dan menikmati momen-momen ketenangan yang langka di pegunungan dan hutan Barat Laut. Inilah anugerah tak ternilai yang diberikan alam dan masyarakat Mu Cang Chai kepada para pengunjung saat berkunjung.
Beberapa gambar musim padi matang di Mu Cang Chai:
Bukit Horseshoe di komune Mu Cang Chai saat matahari terbenam. |
Raspberry Hill di komune Pung Luong saat fajar. |
Sawah terasering di kelurahan Mu Cang Chai sedang dalam musim kematangan emas. |
Turis mengambil gambar, menjelajah dan merasakan. |
Menurut Tentara Rakyat
Sumber: https://baoangiang.com.vn/mua-vang-o-mu-cang-chai-a462625.html






Komentar (0)