Pada tanggal 21 November, Badan Penerbangan Federal AS (FAA) mengeluarkan pemberitahuan yang mengimbau semua pesawat sipil yang beroperasi di Venezuela untuk meningkatkan "kewaspadaan maksimum" karena "situasi keamanan yang memburuk dan meningkatnya aktivitas militer di wilayah tersebut".

"Ancaman dapat menimbulkan risiko potensial bagi pesawat di semua ketinggian, termasuk saat terbang melintasi wilayah udara, selama fase lepas landas dan pendaratan, serta di bandara," demikian bunyi pemberitahuan tersebut.
Peringatan FAA muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan Venezuela. Langkah AS ini dimulai pada awal September, ketika Washington melancarkan "operasi antinarkoba" berskala besar di Laut Karibia dan mengerahkan pasukan militer yang besar ke wilayah tersebut. Perkembangan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa AS berencana menggulingkan pemerintahan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro.
Kekuatan militer yang saat ini dikerahkan AS di dekat Venezuela meliputi kelompok penyerang kapal induk Gerald R. Ford, sedikitnya delapan kapal perang permukaan, satu kapal operasi khusus, satu kapal selam serang, delapan pesawat tempur siluman F-35B, pesawat serang AC-130, pesawat angkut, pesawat tanpa awak MQ-9 dan lebih dari 10.000 tentara.
Militer AS telah melakukan penggerebekan yang menargetkan setidaknya 21 kapal dan perahu yang diduga sebagai kapal penyelundup narkoba di Karibia dan Pasifik , menewaskan hampir 80 orang. Namun, Washington sejauh ini belum merilis bukti konkret yang membuktikan bahwa target tersebut memang kapal penyelundup narkoba.
Menanggapi meningkatnya kehadiran militer AS di Karibia, Venezuela telah memobilisasi sejumlah besar personel militer dan peralatan militer untuk melakukan latihan.
Sumber: https://congluan.vn/my-canh-bao-rui-ro-tiem-an-voi-cac-chuyen-bay-qua-khong-phan-venezuela-10318811.html






Komentar (0)