Presiden AS Donald Trump telah menandatangani undang-undang rencana untuk mengenakan tarif timbal balik tanpa pandang bulu kepada sekutu dan pesaing, menandai eskalasi signifikan perang dagang yang menurut para ekonom dapat menyebabkan inflasi domestik.
Pelabuhan Manzanillo di Manzanillo (Meksiko) pada 14 Februari 2023
"Mengenai perdagangan, demi keadilan, saya akan mengenakan tarif timbal balik, artinya Amerika Serikat akan mengenakan pajak kepada negara mana pun yang mengenakan pajak kepada Amerika Serikat. Tidak lebih, tidak kurang," Reuters hari ini, 14 Februari, mengutip Presiden Trump dalam konferensi pers di Ruang Oval.
Tn. Trump menandatangani rencana yang mengarahkan timnya untuk mulai mencocokkan tarif dengan negara-negara yang telah mengenakan tarif pada Amerika Serikat, sementara juga mengatasi hambatan non-tarif seperti peraturan keselamatan kendaraan yang membatasi jumlah barang yang diimpor dari Amerika Serikat.
Arahan Presiden Trump tanggal 13 Februari membuka pintu bagi penyelidikan selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terhadap tarif yang dikenakan oleh negara lain terhadap barang-barang Amerika dan kemungkinan pembalasan.
Sasaran pemerintahan AS meliputi Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan Uni Eropa (UE). Langkah terbaru Presiden Trump telah meningkatkan kekhawatiran tentang risiko perang dagang yang lebih luas secara global dan ancaman eskalasi inflasi di AS, Reuters melaporkan mengutip peringatan para analis.
Tn. Howard Lutnick, kandidat untuk posisi Menteri Perdagangan AS, mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Trump akan menyelidiki tarif pada setiap negara dan semuanya akan selesai pada tanggal 1 April.
Sebelum Trump bertemu dengan pers di Ruang Oval, seorang pejabat Gedung Putih yang tidak disebutkan namanya mengatakan kelompok negara dengan surplus perdagangan terbesar dengan AS akan diselidiki terlebih dahulu, demikian pula negara-negara yang mengenakan tarif tertinggi, menurut AFP.
Menurut pejabat ini, pajak akan disesuaikan untuk masing-masing mitra dagang AS, dengan mempertimbangkan tarif yang diterapkan mitra tersebut terhadap barang-barang AS.
Pajak seperti pajak pertambahan nilai (PPN) juga dimasukkan dalam rencana peninjauan, karena menurut pemerintahan Trump, pajak ini bersifat "diskriminatif".
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/my-khoi-dong-ke-hoach-thue-quan-doi-ung-khong-phan-biet-dong-minh-doi-thu-185250214062018623.htm
Komentar (0)