Lokakarya ini, dalam rangka Proyek "Meningkatkan Kapasitas Pemrosesan Aplikasi Paten" yang diselenggarakan atas kerja sama antara Kantor Nasional Kekayaan Intelektual Vietnam dan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA), menarik partisipasi para pakar, peneliti, dan perwakilan perusahaan yang bergerak di bidang kekayaan intelektual dan inovasi.
Direktur Kantor Nasional Kekayaan Intelektual Luu Hoang Long menyampaikan pidato pembukaan pada Lokakarya tersebut.
Dalam sambutan pembukaannya, Direktur Jenderal Kantor Nasional Kekayaan Intelektual Luu Hoang Long menekankan pentingnya HKI dalam mendorong inovasi dan meningkatkan daya saing nasional, sejalan dengan semangat Resolusi No. 57-NQ/TW Politbiro . Dalam konteks ini, peta paten telah muncul sebagai alat kunci untuk mendukung analisis tren teknologi dan orientasi strategis bagi pelaku bisnis dan peneliti.
Menurut Direktur Kantor Nasional Kekayaan Intelektual, peta paten tidak hanya membantu mendeteksi "kesenjangan" teknologi dan meminimalkan konflik paten, tetapi juga memainkan peran penting dalam merumuskan kebijakan kekayaan intelektual dan mengoptimalkan strategi penelitian dan pengembangan (R&D). Pengalaman dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, dan Jerman menunjukkan bahwa alat ini telah banyak digunakan dalam manajemen kekayaan intelektual, pengembangan strategi produk, dan daya tarik investasi di industri teknologi mutakhir.
Direktur Luu Hoang Long mengatakan bahwa penerapan peta paten yang efektif akan berkontribusi signifikan terhadap peningkatan daya saing Vietnam, mendukung perusahaan domestik untuk mempromosikan inovasi dan menarik investasi di bidang teknologi tinggi. Untuk mencapai tujuan ini, kita perlu memperkuat pengumpulan dan analisis data paten, meningkatkan kapasitas penggunaan peta paten di perusahaan dan lembaga penelitian, serta mendorong kerja sama internasional untuk belajar dari pengalaman negara-negara maju.
Bapak Ogawa Akira, pakar jangka panjang Proyek JICA, berbicara di Lokakarya tersebut.
Di pihak Jepang, Bapak Ogawa Akira, pakar jangka panjang Proyek JICA, berbagi beberapa pengalaman berharga dalam membangun dan menggunakan peta paten di Jepang. Oleh karena itu, di Jepang, peta paten banyak digunakan, tidak hanya di perusahaan, tetapi juga di lembaga pembuat kebijakan, untuk mengidentifikasi tren teknologi dan mengarahkan investasi dalam penelitian dan pengembangan.
Bapak Ogawa Akira menekankan bahwa salah satu manfaat terpenting dari peta paten adalah membantu bisnis memahami posisi mereka dalam industri, sehingga membangun strategi pengembangan yang tepat.
Ia juga berbagi rincian tentang metode pemetaan paten yang telah berhasil diterapkan di Jepang, dan merekomendasikan agar Vietnam berfokus pada pelatihan sumber daya manusia dan membangun alat analisis data paten yang sesuai dengan karakteristik pasar domestik.
Lokakarya ini merupakan kegiatan penting dalam kerangka kerja sama antara Kantor Nasional Kekayaan Intelektual Vietnam dan JICA untuk meningkatkan kapasitas pemrosesan permohonan paten. Direktur Luu Hoang Long sangat mengapresiasi dukungan JICA dalam menyelenggarakan lokakarya mendalam, yang membantu Vietnam mengakses metodologi modern dalam penyusunan dan penggunaan peta paten.
Pada saat yang sama, diusulkan agar JICA terus menyelenggarakan seminar yang lebih mendalam, dengan fokus pada teknologi baru, teknologi hijau, kereta api berkecepatan tinggi, dan energi nuklir, untuk menciptakan kondisi bagi Vietnam guna mempelajari pengalaman praktis dari Jepang.
Pada lokakarya tersebut, para delegasi juga menyatakan keyakinan mereka bahwa pengalaman dan pengetahuan yang dibagikan akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam mempromosikan inovasi, mengoptimalkan eksploitasi kekayaan intelektual, dan meningkatkan daya saing perusahaan Vietnam di era digital.
Para delegasi mengambil foto di Konferensi
Sumber: https://mst.gov.vn/nang-cao-nang-luc-canh-tranh-quoc-gia-qua-ban-do-sang-che-197250319151901057.htm
Komentar (0)