
Orang yang begadang berisiko tinggi mengalami depresi - Foto: FREEPIK
Menurut Science Alert, penelitian ini telah menentukan kronotipe (waktu biologis, atau istilah yang digunakan untuk mengklasifikasikan perbedaan dalam ritme tidur-bangun alami manusia), yang menunjukkan bahwa orang yang sering begadang memiliki risiko depresi yang tinggi.
Begadang lebih mungkin menyebabkan depresi.
"Kronotipe, juga dikenal sebagai 'malam' atau 'burung hantu malam', adalah kecenderungan biologis untuk lebih menyukai aktivitas malam dan tidur larut malam serta bangun siang," ujar ahli saraf Simon Evans kepada BBC Science Focus. "Kronotipe memiliki dasar genetik, jadi menjadi 'burung hantu malam' adalah kecenderungan biologis alami."
Dari peserta studi, hanya 38 yang merupakan early bird. Terdapat 252 kronotipe malam, sementara 256 sisanya memiliki siklus tidur-bangun menengah.
Mengingat usia rata-rata peserta sekitar 20 tahun, distribusi ini tidak mengejutkan. Orang-orang di akhir usia belasan cenderung memiliki kronotipe malam, sementara kronotipe pagi cenderung lebih umum di usia lanjut.
Subjek penelitian juga menjawab pertanyaan tentang kualitas tidur, kecenderungan berpikir negatif berulang, depresi, tingkat perhatian, dan frekuensi penggunaan alkohol.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kronotipe akhir berkaitan dengan risiko gejala depresi berat yang lebih tinggi, dan penelitian ini mengonfirmasi hal tersebut. Orang dengan kronotipe akhir memiliki gejala depresi yang jauh lebih tinggi dibandingkan mereka yang memiliki kronotipe menengah.
Bagaimana cara membatasi risikonya?
Salah satu kemungkinannya adalah bahwa depresi dapat mendorong kronotipe yang terlambat, sehingga menyulitkan penderitanya untuk menemukan motivasi bangun tidur di pagi hari, dan sulit untuk rileks dan tertidur di malam hari karena pikiran negatif yang terus-menerus.
Studi ini juga menemukan bahwa orang yang suka begadang memiliki kadar pemikiran negatif berulang yang jauh lebih tinggi.
Analisis statistik lebih lanjut menunjukkan masih ada cara untuk mengurangi hubungan antara kronotipe lanjut dan risiko depresi.
Ciri-ciri yang berhubungan dengan kesadaran, khususnya “bertindak dengan kesadaran” (kemampuan untuk tidak menilai emosi dan pikiran, baik positif maupun negatif) dan “verbalisasi” (kemampuan untuk menyebutkan emosi dan pikiran), memiliki dampak yang signifikan.
"Bertindak dengan penuh kesadaran" adalah sifat yang menonjol dari orang yang bangun pagi. Sifat ini mungkin menjadi rahasia semangat positif mereka. Namun, hal ini juga berkaitan erat dengan kualitas tidur, karena tidur yang lebih baik mengurangi kelelahan dan meningkatkan kemampuan berkonsentrasi.
Konsumsi alkohol juga merupakan faktor mediasi yang signifikan. Orang yang suka begadang cenderung minum lebih banyak alkohol.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa strategi untuk meningkatkan kesadaran, seperti meditasi dan latihan kesadaran, akan bermanfaat, begitu pula dengan fokus pada peningkatan kualitas tidur dan mengurangi konsumsi alkohol," ujar Evans kepada BBC.
Studi ini dipublikasikan dalam jurnal ilmiah PLOS One .
Sumber: https://tuoitre.vn/neu-hay-thuc-khuya-ban-co-nguy-co-mac-can-benh-nay-cao-hon-20250329134450032.htm






Komentar (0)