Washington mengatakan Rusia telah menolak proposal untuk membebaskan dua warga negara AS yang ditahan oleh Moskow, Evan Gershkovich dan Paul Whelan.
"Kami telah mengajukan sejumlah proposal, termasuk satu proposal penting dan substantif, dalam beberapa minggu terakhir. Rusia telah menolaknya," ujar Matthew Miller, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, pada 5 Desember.
Miller mengatakan Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Presiden Joe Biden terus berupaya membebaskan reporter Wall Street Journal Evan Gershkovich dan mantan Marinir AS Paul Whelan. Dua warga Amerika itu, menurut pernyataan Rusia, "ditahan secara ilegal."
"Mereka seharusnya tidak ditangkap. Mereka seharusnya segera dibebaskan," kata Miller. "Bagi menteri luar negeri dan presiden, ini adalah prioritas utama saat ini."
Rusia belum mengomentari informasi tersebut.
Evan Gershkovich (kanan) dikawal ke pengadilan distrik Lefortovsky, Moskow, Rusia pada 24 Agustus. Foto: AFP
Meskipun terjadi kemerosotan dalam hubungan bilateral sejak pecahnya konflik Ukraina, AS dan Rusia telah mengatur dua pertukaran tahanan, termasuk pembebasan bintang basket Brittney Griner, yang ditahan oleh Moskow atas tuduhan kepemilikan marijuana.
Gershkovich, 32, ditangkap pada akhir Maret di kota Yekaterinburg, Pegunungan Ural, menjadi jurnalis Barat pertama yang ditahan atas tuduhan spionase di Rusia sejak era Soviet. Gershkovich, Wall Street Journal, dan pemerintah AS telah membantah tuduhan tersebut. Pengadilan Moskow pekan lalu memperpanjang penahanan Gershkovich hingga Januari 2024.
Paul Whelan ditangkap oleh pasukan keamanan Rusia di Moskow pada Desember 2018. Rusia mengklaim bahwa Whelan, yang memegang paspor AS, Inggris, Kanada, dan Irlandia, adalah mata-mata dan tertangkap basah membawa stik USB berisi informasi rahasia. Ia dijatuhi hukuman 16 tahun penjara oleh pengadilan Rusia pada tahun 2020.
Whelan dengan tegas membantah tuduhan Rusia. Keluarga Whelan mengatakan pekan lalu bahwa ia telah diserang oleh sesama narapidana, kemungkinan karena kewarganegaraannya.
Thanh Tam (Menurut AFP )
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)