Moskow telah membatalkan perjanjian dengan Kiev tentang penggunaan bersama Laut Azov dan Selat Kerch, dengan alasan bahwa Ukraina bukan lagi negara pantai di wilayah tersebut.
Dalam sidang parlemen tanggal 1 Juni, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Galuzin mengatakan bahwa penggabungan provinsi Donetsk, Lugansk, Kherson, dan Zaporizhzhia ke dalam Rusia telah menciptakan masalah baru di Laut Azov dan Selat Kerch, yaitu bahwa wilayah-wilayah tersebut "sekarang sepenuhnya menjadi milik Moskow".
"Rusia harus mengakhiri perjanjian tersebut karena Ukraina telah kehilangan status negara pantai di wilayah tersebut," Wakil Menteri Galuzin mengumumkan.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Galuzin di Moskow tahun lalu. Foto: TASS
Bapak Galuzin mengatakan bahwa parlemen Ukraina telah membatalkan semua perjanjian kerja sama dengan Rusia terkait Laut Azov pada bulan Februari. Ia meyakinkan anggota parlemen Rusia bahwa Moskow memiliki dasar hukum untuk mengakhiri perjanjian tersebut, berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Konvensi Wina 1969 tentang Hukum Perjanjian.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada 24 Mei mengajukan rancangan undang-undang untuk menghapuskan perjanjian tentang penggunaan bersama Laut Azov dan Selat Kerch antara Rusia dan Ukraina.
Perjanjian yang ditandatangani di kota Kerch di semenanjung Krimea pada tanggal 24 Desember 2003, menekankan peran penting Laut Azov dan Selat Kerch bagi pembangunan ekonomi kedua negara, serta perlunya melindungi wilayah Azov-Kerch sebagai entitas ekonomi dan alam yang tidak terpisahkan.
Ukraina belum mengomentari pengumuman Rusia untuk membatalkan perjanjian itu.
Empat wilayah Ukraina yang dianeksasi Rusia, Selat Kerch, dan Laut Azov. Grafik: YRV
Thanh Tam (Menurut TASS )
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)