Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan pada tanggal 26 Mei bahwa mereka telah melancarkan serangan terhadap depot amunisi Ukraina, kantor berita RIA melaporkan.
| Situasi Ukraina: Rusia menyerang depot senjata, mengklaim telah "mencapai targetnya", sementara Moskow membuka kemungkinan dialog mengenai konflik dengan Kiev. Dalam foto: Sebuah tank Ukraina di Bakhmut. (Sumber: Reuters) |
"Tujuan serangan tercapai. Semua fasilitas target terkena serangan," kata kementerian dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya pada hari yang sama, pejabat militer Ukraina juga mengonfirmasi bahwa pasukan Rusia telah melakukan beberapa serangan udara semalam terhadap Kiev, tetapi menekankan bahwa semua rudal telah dicegat dan dihancurkan.
* Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa selama pertemuan di Moskow pada tanggal 26 Mei, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov dan Utusan Khusus Tiongkok untuk Ukraina, Li Hui, membahas prospek untuk menyelesaikan konflik di Ukraina.
Sebelumnya, Tuan Ly Huy melakukan perjalanan dinas ke sejumlah ibu kota negara Eropa, termasuk Kiev.
Dalam pertemuan dengan pejabat Uni Eropa di Brussels pada tanggal 25 Mei, Tn. Li Hui menekankan bahwa Tiongkok selalu mempertahankan sikap objektif dan adil terhadap masalah Ukraina, serta secara aktif mempromosikan negosiasi perdamaian.
* Pada tanggal 26 Mei, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mengatakan bahwa dalam panggilan telepon dengan mitranya dari Rusia Vladimir Putin, ia menegaskan kembali kesiapannya untuk mengadakan negosiasi perdamaian dengan kedua pihak yang bertikai di Ukraina.
Di Twitter, pemimpin sayap kiri Brasil itu menekankan: "Saya menegaskan kembali kesiapan Brasil, bersama dengan India, Indonesia, dan Tiongkok, untuk berdialog dengan kedua belah pihak yang berkonflik menuju perdamaian."
Presiden Lula da Silva mengatakan ia mengucapkan terima kasih kepada pemimpin Rusia atas undangannya untuk menghadiri forum ekonomi di Saint Petersburg, tetapi menolak untuk hadir karena ia "tidak dapat mengunjungi Rusia saat ini".
Sementara itu, Kremlin mengumumkan bahwa dalam panggilan telepon di atas, Presiden Putin menegaskan bahwa Rusia terbuka untuk berdialog mengenai krisis Ukraina.
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)