Pada 3 November, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa negaranya telah menduduki desa Vyshneve di wilayah Donetsk, Ukraina timur. Pada hari yang sama, Perdana Menteri Hongaria meminta Eropa untuk mempertimbangkan kembali dukungannya terhadap Kiev jika Trump terpilih.
Tentara Rusia mengendarai tank di jalan Donetsk, Ukraina yang dikuasai Rusia, 6 April. (Sumber: Reuters) |
Menurut kantor berita RIA , Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah merebut desa Vyshneve di wilayah Donetsk, Ukraina timur.
Sebelumnya, pasukan Rusia juga merebut desa Maksymivka. Sementara itu, saluran Military Summary melaporkan bahwa tentara Ukraina telah "hancur" di Donetsk Selatan.
Pada hari yang sama, dalam sebuah pernyataan, Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban menyatakan pandangannya bahwa Eropa perlu mempertimbangkan kembali dukungannya terhadap Ukraina jika mantan Presiden AS Donald Trump kembali ke Gedung Putih.
Menurut pemimpin Hongaria, "Eropa tidak dapat menanggung beban konflik (di Ukraina) sendirian" karena Trump memiliki sikap yang tidak mendukung berlanjutnya konflik di Ukraina.
Perdana Menteri Orban telah berulang kali menentang bantuan militer ke Ukraina dan mendukung Trump dalam pemilihan umum AS 2024. Orban yakin bahwa jika AS beralih mendukung perdamaian , Eropa juga perlu beradaptasi.
Situasi di Ukraina akan menjadi agenda utama ketika para pemimpin Eropa bertemu di ibu kota Hongaria, Budapest, minggu depan untuk pertemuan Komunitas Politik Eropa dan pertemuan puncak informal para pemimpin Uni Eropa (UE).
Sebelumnya pada bulan Juli, Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto mengatakan bahwa Trump adalah "peluang perdamaian" di Ukraina. Hubungan dekat Hongaria dengan Rusia dan penolakannya terhadap bantuan Ukraina telah membuat Brussels kesal.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/tinh-hinh-ukraine-nga-tuyen-bo-kiem-soat-them-lanh-tho-o-vung-donetsk-hungary-de-nghi-chau-au-quay-xe-voi-kiev-neu-ong-trump-dac-cu-tong-thong-292484.html
Komentar (0)