Pusingnya berlangsung selama beberapa hari, disertai mual. Setelah dirawat di Rumah Sakit Universitas Kedokteran dan Farmasi di Kota Ho Chi Minh, ia didiagnosis menderita vertigo posisional paroksismal jinak. Setelah menjalani tes reposisi otolit dan latihan pemulihan keseimbangan, kesehatannya kembali stabil dan ia kembali percaya diri dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Namun, tidak semua orang seberuntung itu. Menurut spesialis 2 Dinh Huynh To Huong, Departemen Neurologi, Rumah Sakit Universitas Kedokteran dan Farmasi, Kota Ho Chi Minh, pusing merupakan salah satu gejala paling umum pada lansia, yang dapat disembuhkan sepenuhnya jika dideteksi sejak dini. Semakin tua usia, semakin menurun sistem saraf dan organ keseimbangan, ditambah lagi dengan banyaknya obat yang dikonsumsi dan adanya penyakit penyerta seperti tekanan darah tinggi dan diabetes, sehingga pasien lebih mudah mengalami pusing saat berganti posisi.

Dokter Spesialis Dinh Huynh To Huong memeriksa pasien dengan gejala pusing
Foto: BVCC
Faktanya, banyak kasus pasien membeli obat sendiri atau menahannya karena mengira pusing adalah tanda penuaan, tanpa menyadari bahwa hal ini bisa menjadi manifestasi dari beberapa penyakit berbahaya seperti stroke fossa posterior dan tumor otak. "Jika pusing berlanjut, disertai mati rasa pada anggota badan, kesulitan berbicara, dan penglihatan kabur, pasien perlu segera pergi ke fasilitas medis khusus untuk menjalani skrining penyakit berbahaya," saran dokter.
Pusing pada orang dewasa yang lebih tua sering kali tidak disebabkan oleh satu penyebab.
Dari perspektif multidisiplin, Dokter Master Tran Le Linh, Departemen Pemeriksaan, Rumah Sakit Universitas Kedokteran dan Farmasi, Kota Ho Chi Minh, mengatakan bahwa pusing pada lansia seringkali bukan disebabkan oleh satu penyebab tunggal, melainkan kombinasi dari banyak faktor. Pasien dapat mengalami 2-3 penyakit sekaligus, seperti gangguan vestibular, tekanan darah tinggi, spondilosis servikal, atau gangguan kecemasan, sehingga membuat diagnosis dan pengobatan menjadi lebih rumit.
"Penanganan pusing pada lansia tidak hanya membutuhkan pengobatan, tetapi juga pendekatan komprehensif yang melibatkan dokter, pasien, dan keluarga. Selain program pengobatan dari dokter, pasien perlu mematuhi pengobatan, menjaga keseimbangan, menjaga pola makan sehat, dan tidur yang cukup. Selain itu, kerabat merupakan pendukung spiritual yang membantu mereka merasa lebih aman selama proses pengobatan," ungkap Dr. Tran Le Linh.
Para ahli menekankan bahwa pusing bukanlah "gejala penuaan", melainkan tanda yang perlu diwaspadai dan ditangani dengan tepat. Pemeriksaan dini dan penentuan penyebab yang akurat akan membantu pengobatan yang efektif, serta mencegah komplikasi akibat jatuh dan cedera. Rumah Sakit Universitas Kedokteran dan Farmasi Kota Ho Chi Minh menganjurkan agar pasien tidak menggunakan obat sendiri, terutama obat penenang dan pereda nyeri, tetapi sebaiknya pergi ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan guna mendapatkan instruksi khusus dan menghindari efek samping obat.
Selain itu, menjaga pola makan yang baik, berolahraga ringan, mengontrol penyakit yang mendasari, dan menjaga suasana hati agar tetap nyaman merupakan faktor penting untuk membantu mengurangi risiko pusing, meningkatkan kesehatan, dan kualitas hidup pada lansia.
Untuk memberikan informasi yang bermanfaat, Rumah Sakit Universitas Kedokteran dan Farmasi Kota Ho Chi Minh bekerja sama dengan Abbott Vietnam untuk menyelenggarakan program konsultasi kesehatan dengan topik "Pusing pada pasien lanjut usia - Tampaknya sederhana tetapi berbahaya dan tidak dapat diprediksi", tonton programnya di: https://bit.ly/Chongmatnguoilontuoi

Sumber: https://thanhnien.vn/nguoi-lon-tuoi-luu-y-khi-tu-nhien-chong-mat-kem-buon-non-185251127174639982.htm






Komentar (0)