Banyak penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan diri merupakan faktor kunci dalam menentukan kesuksesan di masa depan, karena ketika anak-anak percaya pada kemampuan mereka, mereka akan termotivasi untuk belajar secara proaktif dan berusaha untuk mencapai hasil yang positif.
Namun, tidak semua orang tua tahu cara menumbuhkan rasa percaya diri anak-anak mereka – terutama anak perempuan – karena mereka seringkali berada di bawah tekanan yang lebih besar untuk menjadi "sempurna". Rasa takut gagal inilah yang membuat mereka mudah kehilangan kepercayaan diri.
Menurut survei LEGO Group terhadap lebih dari 60.000 orang tua dan anak-anak berusia 5-12 tahun, banyak anak perempuan mengatakan mereka merasakan tekanan untuk menjadi sempurna dan merasa orang dewasa lebih cenderung mendengarkan ide-ide anak laki-laki.
Mendorong anak-anak untuk berkreasi membantu mereka menjadi lebih percaya diri, karena ketika mereka bereksperimen dan mengambil risiko, mereka belajar untuk percaya pada diri sendiri. "Ketika anak-anak takut gagal, mereka cenderung tidak bereksperimen dan berpikir kreatif," kata peneliti pendidikan Jennifer Wallace, lulusan Universitas Harvard.
Menurut Wallace, orang tua dapat membantu putri mereka menjadi lebih percaya diri dengan mengubah kata-kata dan cara mereka memuji. Berikut empat sarannya untuk membesarkan anak perempuan yang percaya diri dan percaya diri.

1. Jangan terlalu menekankan kesempurnaan - pujilah usaha dan prosesnya
Orang tua harus membantu meringankan tekanan yang sering dihadapi anak perempuan, kata Wallace.
"Banyak anak merasa mereka harus sempurna karena pengaruh sosial atau budaya. Namun, hanya dengan mengubah cara orang dewasa berbicara, mereka dapat membuat anak-anak merasa lebih nyaman," ujarnya.
Dalam kegiatan kreatif—di mana hasilnya seringkali subjektif—fokuskan pujian pada detail atau proses: “Saya suka bagaimana kamu memilih warna itu!”
Menurut psikolog Francyne Zeltser, ketika orangtua memuji usaha dan bukan hanya hasil, anak-anak belajar bahwa penting untuk mencoba yang terbaik — tidak selalu menjadi sempurna.
Ini membantu anak-anak tetap termotivasi untuk belajar dan bekerja, bahkan ketika hasilnya tidak seperti yang diharapkan.
2. Ubah kegagalan menjadi kesempatan belajar
Menurut CNBC Make It , mengajari anak-anak untuk melihat kesalahan sebagai bagian dari proses pembelajaran akan membantu mereka tidak takut gagal, tetap positif dan siap menghadapi tantangan baru.
Anak-anak yang berani mencoba dan membuat kesalahan serta mengambil risiko sering kali lebih tangguh dan lebih mungkin berhasil di kemudian hari.
Wallace menasihati orang tua agar terbuka mengenai kesalahan mereka sendiri, dan memberi tahu anak-anak mereka bagaimana mereka belajar dari kesalahan tersebut.
"Pola pikir berkembang berarti meyakini bahwa orang dapat berkembang melalui usaha dan ketekunan, bukan hanya melalui bakat bawaan. Ketika anak-anak memiliki pola pikir ini, mereka akan mudah bangkit dari kegagalan, senang belajar, dan bersedia mencoba hal-hal baru, betapa pun sulitnya," ujarnya.
3. Hati-hati dengan pilihan kata Anda - hindari stereotip gender
“Orang tua harus memperhatikan bias gender dalam bahasa, terutama ketika berbicara tentang hasil karya kreatif putri mereka,” tegas Wallace.
Banyak orang tua mungkin tidak menyadari bahwa kata-kata seperti “imut” atau “menggemaskan” sering digunakan untuk menggambarkan produk anak perempuan, sementara anak laki-laki dipuji dengan kata-kata seperti “keren,” “berani,” atau “jenius.”
Menurut survei, kata-kata yang tampaknya tidak berbahaya ini secara tidak sengaja memperkuat stereotip gender, menyebabkan anak perempuan mempersempit minat mereka dan ragu-ragu ketika menekuni bidang kreatif atau sains dan teknologi .
Yayasan Sains Nasional AS (NSF) juga memperingatkan bahwa bias bahasa dapat memengaruhi keberagaman gender dalam industri kreatif dan STEM (sains, teknologi, teknik, matematika).
4. Perkenalkan anak Anda pada panutan yang inspiratif
Wallace mendorong orang tua untuk berbicara kepada anak-anak mereka tentang panutan wanita yang inspiratif, terutama mereka yang sukses di bidang yang secara tradisional didominasi pria, seperti sutradara film atau eksekutif teknologi wanita.
Panutan ini bisa berupa selebritas, teman, atau anggota keluarga, selama pencapaian mereka menyampaikan pesan bahwa “Siapa pun bisa melakukan hal-hal hebat.”
Orang tua juga harus memberi contoh dengan bermain, berbicara, dan berbagi inspirasi kreatif dengan anak-anaknya.
"Anak-anak belajar paling baik dengan mengamati orang dewasa. Ketika orang tua menunjukkan rasa ingin tahu, kreativitas, dan kepercayaan diri, anak-anak secara alami akan mengikutinya," kata peneliti Wallace.
Singkatnya, membesarkan anak perempuan yang percaya diri bukan hanya tentang pujian atau dorongan. Ini tentang bagaimana orang tua memilih kata-kata, menanggapi kegagalan, dan memberikan teladan dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal kecil ini dapat menciptakan anak perempuan yang kuat, percaya diri, dan bahagia.
Sumber: https://vietnamnet.vn/nha-nghien-cuu-harvard-tiet-lo-4-bi-mat-cua-bo-me-co-con-gai-tu-tin-ban-linh-2453755.html
Komentar (0)