Orang-orang memanfaatkan kesempatan ini untuk menghindari panas, bersantai setelah seminggu disibukkan dengan jadwal yang padat. Papan nama berwarna putih dan kuning dari mobil-mobil berhenti di halte peristirahatan satu demi satu. Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan sementara, tetapi juga untuk bersantai sejenak, mengamati orang-orang yang berlalu-lalang.
Entah kenapa, saya suka mengamati tempat-tempat seperti ini. Setiap orang, setiap keluarga sepertinya punya kisah yang berbeda. Dan terkadang, hanya dengan melihat cara orang-orang saling membantu keluar dari mobil, saya bisa membayangkan hangat dan dinginnya hubungan di baliknya.
Suatu hari, ada seorang nenek tua di kursi roda, tetapi rambut dan pakaiannya rapi. Seorang perempuan, mungkin putrinya, mendorong kursi roda dengan lembut, sambil bertanya dengan hati-hati: "Mau minum apa, air dingin atau teh hangat, Bu?". Mereka tidak bersuara, hanya berjalan pelan, bagai angin sepoi-sepoi. Lalu di belakangnya ada seorang gadis kecil, sekitar sepuluh tahun, membawa sekantong kue, berlari kecil menghampiri dan menjejalkan sekantong kecil susu ke tangannya: "Enak sekali, Nek!". Tiba-tiba hatiku melunak.
Di lain waktu, saya menjumpai sebuah keluarga tiga generasi yang sedang menikmati camilan di sekitar meja plastik. Sang kakek duduk di ujung meja, kedua orang tuanya di tengah, dan dua remaja di belakang. Tak seorang pun sedang melihat ponsel mereka. Mereka mengedarkan sekotak nasi ketan dengan kacang, sepotong sosis babi, dan sekantong buah yang sudah dicuci. Ada sesuatu yang hangat dan menyenangkan di tengah kebisingan kendaraan yang lalu lalang.
Saya pernah bepergian ke luar negeri bersama seorang wanita paruh baya yang sedang bepergian dengan ayahnya. Sang ayah hampir tidak bisa berjalan cepat, dan berjalan sangat lambat, tetapi ia tetap dengan sabar membantunya menaiki setiap anak tangga, memegang tangannya saat menyeberang jalan, mengingatkannya untuk minum air, mengupas apel, mengupas jeruk keprok... Tanpa sepatah kata pun yang mendesak. Suatu ketika, ketika rombongan sedang bertamasya, saya melihatnya berdiri diam cukup lama, hanya untuk mengambil foto ayahnya yang memuaskan di depan gerbang sebuah kuil kuno. Ia berkata: "Dia belum pernah ke luar negeri sebelumnya, jadi manfaatkan kesempatan ini untuk mengajaknya keluar sebentar, agar kita tidak menyesal di kemudian hari...".
Pernah juga, di pantai Vung Tau, saya bertemu seorang pemuda. Lengannya penuh tato. Ia berbicara dengan santai, terkesan acuh tak acuh. Namun, kemudian saya melihatnya dengan lembut mengambil air untuk membasuh kaki ibunya di depan pintu hotel, lalu dengan hati-hati menyeka setiap noda kecil di kacamatanya. Ternyata, anak-anak yang mencintai ibu mereka tidak semuanya pandai berbicara, tetapi terkadang mereka hanya perlu melakukannya dalam hati.
Anda mungkin seperti saya, sedikit tersentuh oleh foto-foto yang penuh cinta itu. Perjalanan mungkin tidak nyaman, makanannya mungkin tidak sesuai selera, kamar tidurnya mungkin sempit… tetapi itu tetap membuat orang-orang lebih dekat. Kakek-neneklah yang dapat melihat dunia baru. Orang tualah yang dapat sedikit bersantai di tengah hiruk pikuk. Anak-anaklah yang belajar untuk memperlambat langkah dan peduli pada orang lain. Perjalanan seringkali bukan tentang seberapa banyak pemandangan yang dapat Anda lihat, tetapi tentang mengabadikan setiap momen bersama orang-orang terkasih.
Waktu berlalu dengan tenang dan cepat. Saya kembali menghentikan mobil di halte jalan tol yang familiar dan melihat seorang pria tua membawa sebungkus kue berjalan ke arah istrinya. Usia mereka mungkin hampir tujuh puluh tahun. Istrinya bertanya: "Kue jenis apa ini?" Pria itu menjawab: "Kue yang biasa kamu makan, masih dijual sampai sekarang!" Pernyataan yang sederhana, tetapi membuat saya tersentuh.
Kata orang, selagi masih bisa, pilihlah untuk menempuh perjalanan panjang bersama. Karena, jalan-jalan itu takkan pernah bisa dilalui lagi. Dunia ini memang luas, tetapi jika tak ada teman untuk berbagi perjalanan, semua pemandangan indah akan berlalu begitu saja. Setiap perhentian di jalan kehidupan adalah kesempatan bagi cinta untuk semakin dekat. Mari kita lalui bersama, selagi masih ada waktu.
Sumber: https://thanhnien.vn/nhan-dam-toi-nhin-thay-yeu-thuong-tren-duong-185250830175624008.htm






Komentar (0)