(NLDO) - Para ilmuwan mungkin telah "hilang" selama dua dekade sejak pesawat ruang angkasa Cassini milik NASA mendekati Saturnus.
Cincin Saturnus mungkin memiliki asal-usul dan usia yang sama sekali berbeda dari teori yang diterima secara luas selama bertahun-tahun, menurut sebuah studi baru yang dipimpin oleh Dr. Ryuki Hyodo dari Institut Sains Tokyo (Jepang).
Menurut Sci-News, ketika pesawat ruang angkasa Cassini milik NASA mendekati Saturnus pada tahun 2004, ia mengamati bahwa cincin Saturnus tampak relatif terang dan bersih.
Analisis selanjutnya berdasarkan data Cassini menunjukkan bahwa sistem cincin itu hanya berusia beberapa juta hingga beberapa ratus juta tahun, yang tercipta oleh tumbukan meteorit atau bahkan dua bulan Saturnus yang bertabrakan.
Saturnus memiliki cincin yang sangat "muda" - Foto: NASA
"Cincin Saturnus pernah diperkirakan hanya berusia 100-400 juta tahun, berdasarkan hipotesis bahwa pemboman oleh mikrometeorit yang tidak membeku seharusnya telah menggelapkan cincin tersebut seiring waktu," jelas Dr. Hyodo.
Jadi jika sabuk ini berusia miliaran tahun, mungkin tampilannya tidak sebersih, sehalus, dan secerah yang kita lihat.
Namun, dalam studi baru, para peneliti mensimulasikan tabrakan antara mikrometeorit dan partikel di sabuk es menggunakan model komputer.
Mereka menemukan bahwa tabrakan berkecepatan tinggi dapat menyebabkan penguapan mikrometeorit, yang kemudian mengembang, mendingin, dan mengembun di medan magnet Saturnus untuk membentuk nanopartikel dan ion bermuatan.
Partikel-partikel bermuatan ini kemudian akan bertabrakan dengan Saturnus, tertarik ke atmosfer planet tersebut atau lepas dari gravitasinya sepenuhnya.
Hasilnya, sangat sedikit material yang mengendap pada cincin, sehingga cincin Saturnus tetap bersih dan halus.
Berdasarkan simulasi, tim Jepang percaya bahwa cincin Saturnus sebenarnya terbentuk pada masa awal planet ini dan berusia 4,5 miliar tahun, meskipun mempertahankan penampilannya yang "muda".
Penemuan ini, yang baru saja diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature Geoscience, sangat berharga karena mekanisme yang terlibat dalam cincin juga sangat memengaruhi sifat segala sesuatu yang berhubungan dengan planet ini.
Hal ini penting, karena Saturnus merupakan target penelitian yang menarik bagi para ilmuwan planet, terutama karena ia memiliki beberapa bulan yang berpotensi menampung kehidupan, seperti Titan dan Enceladus.
[iklan_2]
Sumber: https://nld.com.vn/nhan-loai-co-the-lam-lan-tai-hai-ve-sao-tho-196241219095238989.htm






Komentar (0)