Dalam kehidupan modern, dengan perkembangan teknologi digital yang pesat, semua informasi dapat terkirim dalam sekejap, citra surat tulisan tangan perlahan memudar. Namun, bagi para prajurit angkatan laut yang bertugas siang dan malam di garda terdepan melawan angin dan ombak, di tengah lautan yang jauh, surat-surat tulisan tangan dari para mahasiswa dari daratan tetaplah anugerah yang tak ternilai harganya.
Garis-garis rapi di atas kertas menyampaikan perasaan murni, kehangatan tulus terpancar melalui setiap katanya. Bagi para prajurit di pulau-pulau terpencil, setiap tulisan tangan adalah kata penyemangat, sebuah kegembiraan tak terduga yang mengungkapkan ikatan yang dalam dan kuat antara garis depan dan para prajurit—di mana cinta untuk Tanah Air selalu tersampaikan melalui hal-hal sederhana.
![]() |
Siswa gemar menulis dan menghias surat dan kartu untuk dikirimkan kepada tentara. |
Menuju lautan dan kepulauan tanah air, dalam rangka peringatan 50 tahun Pembebasan Kepulauan Truong Sa, banyak sekolah di seluruh negeri telah menyelenggarakan kegiatan praktis untuk mendidik siswa tentang patriotisme dan kesadaran akan kedaulatan wilayah. Salah satu titik terangnya adalah Sekolah Dasar Ninh Van, Kota Hoa Lu, Provinsi Ninh Binh. Guru Dinh Thi Ngoc, Ketua Persatuan Pemuda, diam-diam telah menabur benih cinta di setiap halaman kertas siswanya.
![]() |
Bagi prajurit di pulau terpencil, ini merupakan karunia rohani yang sangat berharga. |
Bu Ngoc mendorong para siswa untuk menulis surat tulisan tangan kepada para prajurit angkatan laut yang bertugas di Truong Sa. Awalnya, kegiatan ini hanya kegiatan kecil dalam rapat tim, tetapi kemudian nilai-nilai kemanusiaan melalui surat tulisan tangan menyebar ke seluruh sekolah. Para guru dan siswa berdiskusi dan berbagi bersama, setiap goresan tulisan tangan siswa tampak penuh dan lembut berkat tangan-tangan mungil yang dengan cermat menuliskan setiap barisnya. Semua itu membawa perasaan yang luar biasa murni dan tulus.
Setiap surat berisi harapan dan pesan, dan dihiasi oleh anak-anak dengan gambar-gambar lucu dan menggemaskan: matahari merah di laut biru, seorang prajurit yang berjaga dengan khidmat, bendera nasional yang berkibar gagah di atas ombak. Beberapa anak bahkan dengan hati-hati menempelkan bunga kering atau melipat surat itu menjadi bentuk hati atau bunga.
![]() |
Guru itu dengan hati-hati memeriksa setiap surat sebelum mengirimnya ke pulau terpencil. |
Di balik setiap goresan pena yang masih muda, tergambar langit masa kecil yang penuh cinta dan kegembiraan. Bersama surat-surat itu, anak-anak juga mengirimkan gambar, kartu pos buatan sendiri, dan ucapan-ucapan sederhana nan manis... Semuanya dibungkus rapi, dikirim melalui kelompok-kelompok untuk mengunjungi Truong Sa, menaklukkan badai demi mencapai para prajurit di garis depan.
Berbagi tentang kegiatan sederhana namun bermakna ini, guru Dinh Thi Ngoc mengungkapkan: "Sebagai anggota Persatuan Pemuda, saya selalu bertanya-tanya bagaimana caranya agar cinta Tanah Air tidak hanya terpancar melalui buku, tetapi juga agar anak-anak dapat merasakannya dengan sepenuh hati. Menulis surat tangan memang hal kecil, tetapi saya percaya itu adalah cara bagi anak-anak untuk terhubung dengan para prajurit yang diam-diam mengorbankan kebahagiaan mereka demi perdamaian negara. Ketika saya membaca kalimat-kalimat polos dan harapan tulus anak-anak, saya sangat tersentuh. Anak-anak masih muda dan belum sepenuhnya memahami konsep kedaulatan atas lautan dan pulau, tetapi perasaan mereka sangat tulus. Saya percaya bahwa hal-hal sederhana ini akan terus menyertai mereka di sepanjang perjalanan kedewasaan mereka."
![]() |
Prestasi kecil tetapi membuat mereka sangat bangga. |
Setiap tahun, ketika hari raya Tet atau hari peringatan penting negara tiba, selalu ada ratusan, bahkan ribuan surat tulisan tangan dari seluruh negeri yang dikumpulkan oleh kelompok dan klub pecinta laut dan kepulauan, lalu dikirim ke Truong Sa, Peron DK1. Mereka yang bertugas mengumpulkan, mengemas, dan mengirimkan surat-surat tersebut selalu emosional dan berhati-hati karena mereka memahami: setiap surat adalah detak jantung yang polos menuju laut dan kepulauan – jembatan paling lembut yang juga memiliki kekuatan spiritual yang luar biasa.
![]() |
Surat merupakan karunia rohani berupa dorongan semangat bagi setiap prajurit. |
Surat-surat tulisan tangan dari daratan selalu dihargai oleh angkatan laut, dibaca berulang-ulang. Banyak prajurit menganggapnya sebagai hadiah berharga di tengah badai laut dan angin asin. Beberapa prajurit melipat surat-surat itu dengan hati-hati dan memasukkannya ke dalam saku dada; beberapa lainnya memasukkannya ke dalam buku catatan dan sesekali membukanya untuk dibaca, untuk menghangatkan hati setelah bertugas jaga malam yang panjang di laut; beberapa unit bahkan memasang bingkai surat di ruang bersama, agar siapa pun yang lewat dapat berhenti sejenak, membaca sebaris surat anak-anak, mengagumi gambar-gambarnya, dan merasakan hati mereka dilunakkan selama hari-hari jauh dari daratan.
![]() |
Tulisan tangan anak-anak yang penuh kasih sayang. |
Bagi para prajurit di pulau-pulau terpencil, setiap surat ibarat miniatur tanah yang menyimpan perasaan anak-anak, tanah air, dan seluruh Tanah Air yang selalu memandang ke arah laut. Itulah sebabnya surat-surat tulisan tangan selalu dikenang oleh para prajurit sebagai bagian dari kenangan terindah dalam perjalanan mempertahankan kedaulatan suci.
![]() |
Kegembiraan prajurit angkatan laut saat membaca surat dari siswa di daratan. |
Selama bertahun-tahun, sebelum kapal meninggalkan pelabuhan, Ketua Asosiasi Laut dan Kepulauan Vietnam, Tran Vu Thanh, dengan cermat memeriksa kembali apakah kotak-kotak berisi surat tulisan tangan yang dikirim oleh mahasiswa dari seluruh negeri telah disimpan dengan baik. Setelah lebih dari 10 tahun menjadi "pengantar surat", ia memahami tugas menyampaikan kepercayaan daratan kepada para prajurit, dan ia tak terhitung berapa banyak surat tulisan tangan yang telah ia kirimkan kepada Truong Sa...
![]() |
Membaca surat di tepi ombak... |
Berbagi tentang perjalanan itu, Bapak Tran Vu Thanh berkata: "Bagi seorang prajurit, pulau ini adalah dunia spiritual yang sangat kaya. Suatu ketika, seorang prajurit muda memegang sepucuk surat di tangannya, membacanya berulang-ulang, lalu berbisik kepada saya: "Sejak saya tiba di pulau ini, saya belum pernah bertemu sanak saudara, tetapi berkat surat-surat anak-anak, saya menjadi lebih teguh." Selama perjalanan ke pulau-pulau terpencil dan anjungan minyak... hal-hal yang tampak kecil seperti surat-surat anak-anak menciptakan kekuatan spiritual yang luar biasa."
![]() |
Bagi tentara, membaca surat juga merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. |
Setengah abad telah berlalu sejak pembebasan Truong Sa, tetapi semangat patriotisme dan kesadaran akan kedaulatan laut dan kepulauan masih berkobar di kalangan generasi muda. Di era teknologi digital, surat-surat tulisan tangan sederhana menjadi cara untuk menanamkan nilai-nilai tradisional, sebuah tindakan untuk mengobarkan api agar Truong Sa tak jauh, agar para prajurit di pulau-pulau terpencil selalu dapat merasakan: Negara ini satu helai, cinta Tanah Air berawal dari kertas, pena murni para pelajar.
Sumber: https://nhandan.vn/nhung-la-thu-xuc-dong-gui-truong-sa-post876220.html
Komentar (0)