Tunggakan Pajak Meningkat, Kemenkeu Minta Daerah Koordinasikan Pengelolaan Penagihan Pajak

Kementerian Keuangan telah meminta pemerintah daerah, departemen, dan cabang terkait untuk memperkuat manajemen guna mengatasi tunggakan pajak. (Foto: Vietnam+) — Kementerian Keuangan menganjurkan agar pemerintah daerah beserta instansi terkait, serta instansi terkait lainnya, memperkuat manajemen guna menanggulangi tunggakan pajak.

Pada tanggal 28 Mei, Kementerian Keuangan menginformasikan bahwa pada tahun 2024, pengumpulan anggaran akan terus menghadapi banyak kesulitan dan tantangan karena perekonomian negara kita sangat terbuka dan dipengaruhi oleh banyak aspek yang saling terkait. Oleh karena itu, Kementerian telah mengeluarkan surat edaran resmi yang meminta pemerintah daerah untuk berkoordinasi dalam mengarahkan pengelolaan pajak.

Menurut Kementerian Keuangan, jumlah tunggakan pajak di banyak daerah dalam 4 bulan pertama tahun ini meningkat (terutama tunggakan bea penggunaan lahan dan sewa lahan). Selain itu, penggunaan faktur elektronik untuk setiap transaksi diwajibkan, tetapi banyak bisnis, organisasi, dan individu (di beberapa industri) belum mematuhi peraturan tersebut. Banyak orang masih belum terbiasa menerima faktur saat berbelanja, meskipun otoritas pajak telah melakukan berbagai upaya untuk mempromosikan dan menerapkan program "Faktur Beruntung" untuk mendorong konsumen menerima faktur.

Sementara itu, Pemerintah mengarahkan penguatan pengelolaan dan pemanfaatan faktur elektronik serta peningkatan upaya percepatan dan penanganan penagihan tunggakan pajak sampai dengan 31 Desember 2024 terhadap total realisasi penerimaan APBN tahun 2024 paling tinggi 8% dan total utang pajak dan biaya sampai dengan akhir tahun 2024 paling tinggi 5% dari total realisasi penerimaan APBN tahun yang bersangkutan.

Atas dasar itu, Kementerian Keuangan mengusulkan agar komite Partai setempat, otoritas, dan departemen serta cabang terkait membentuk Komite Pengarah untuk menerapkan faktur elektronik yang dihasilkan dari mesin kasir di daerah, yang diketuai oleh pemimpin Komite Rakyat provinsi dan kotamadya dan beranggotakan perwakilan dari departemen pajak, polisi, badan manajemen pasar, dan departemen di daerah.

Khususnya, semua tingkatan dan sektor perlu menyebarluaskan dan meminta badan usaha dan rumah tangga usaha yang menjadi subjek penerapan faktur elektronik yang dihasilkan dari mesin kasir, dengan fokus pada bidang-bidang penjualan langsung kepada konsumen (seperti restoran, hotel, jasa boga, angkutan penumpang jalan raya, bensin, perdagangan emas dan perak, pusat perbelanjaan, jasa hiburan, jasa kecantikan, eceran obat-obatan modern, biaya jalan raya, kereta gantung, dan lain-lain); mendaftar untuk menerapkan faktur elektronik yang dihasilkan dari mesin kasir pada tahun 2024 (menjangkau sedikitnya 70% dari jumlah total badan usaha dan rumah tangga usaha yang menjadi subjek penerapan menurut Rencana Pelaksanaan Departemen Pajak).

Sehubungan dengan itu, pada semua tingkatan dibentuk tim inspeksi dan pemeriksaan interdisipliner untuk memeriksa badan usaha dan rumah tangga pelaku usaha yang telah terdaftar menggunakan sistem faktur elektronik dan faktur elektronik yang dihasilkan dari mesin kasir, guna memastikan 100% transaksi tercatat dan faktur elektronik yang diterbitkan sepenuhnya.

Selain itu, daerah juga perlu membentuk Panitia Pengarah untuk mendorong penagihan tunggakan pajak, retribusi penggunaan tanah, dan sewa tanah di provinsi/kota, yang diketuai oleh pimpinan DPRD provinsi atau kota beserta unsur instansi, cabang, dan lain-lain.

Oleh karena itu, Komite Pengarah meninjau daftar wajib pajak dengan utang pajak yang besar di wilayah tersebut, menentukan langkah-langkah pemulihan khusus untuk setiap wajib pajak, melapor kepada Komite Rakyat provinsi dan kota, serta mengorganisir upaya untuk mendorong pemulihan utang pajak. Selain itu, Komite ini perlu mengarahkan instansi terkait di wilayah tersebut untuk berkoordinasi secara erat dengan otoritas pajak guna menerapkan langkah-langkah koersif sesuai peraturan untuk memulihkan tunggakan pajak. Untuk proyek-proyek yang lambat pelaksanaannya, memiliki utang pajak jangka panjang, dan tidak memenuhi kewajiban keuangan kepada Negara, Komite Pengarah akan menyarankan Komite Rakyat provinsi dan kota untuk melakukan pemulihan lahan sesuai peraturan.

HA (menurut Vietnam+)

Sumber