Para arkeolog Tiongkok telah menemukan pemakaman besar yang berisi 174 makam dari periode Negara-negara Berperang beserta banyak benda pemakaman keramik dan perunggu di provinsi Hubei.
Pemakaman Baizhuang terlihat dari atas. Foto: Institut Arkeologi Tiongkok
Pemakaman Baizhuang terletak di Kota Xiangyang, Provinsi Hubei, menurut Institut Arkeologi Akademi Ilmu Sosial Tiongkok. Pemakaman ini ditemukan oleh Institut Arkeologi dan Peninggalan Budaya Xiangyang musim panas lalu saat penggalian sebagai bagian dari proyek infrastruktur, lapor Newsweek pada 20 Maret.
Setelah pembersihan menyeluruh, tim arkeologi mengidentifikasi total 176 makam di area tersebut. Kecuali dua makam dari Dinasti Han di Tiongkok (206 SM - 220 M), makam-makam yang tersisa semuanya merupakan makam dalam dari Periode Negara-Negara Berperang. Periode ini berlangsung dari abad ke-5 hingga 221 SM, ditandai dengan perang terus-menerus antar banyak negara feodal di Tiongkok untuk memperebutkan kekuasaan. Periode ini merupakan salah satu periode paling berpengaruh dalam sejarah Tiongkok, yang diakhiri dengan peristiwa penyatuan 6 negara oleh Qin Shi Huang.
Hingga beberapa dekade terakhir, para peneliti hanya mengetahui sedikit tentang kehidupan dan tingkat teknologi masyarakat pada periode Negara-Negara Berperang. Namun, dalam 50 tahun terakhir, situs-situs arkeologi dari periode tersebut, seperti makam, bengkel, dan desa-desa kecil, telah mengungkap realitas kehidupan di era Negara-Negara Berperang. Di antara makam-makam Negara-Negara Berperang yang baru ditemukan terdapat sembilan contoh berukuran sedang dengan koridor miring. Makam terbesar memiliki panjang lebih dari 9 meter dan lebar hampir 5 meter. Makam-makam yang tersisa di pemakaman umumnya berukuran lebih kecil dan tidak memiliki koridor.
Selama penggalian, tim arkeologi juga menemukan lebih dari 500 artefak, termasuk ratusan keramik, puluhan benda perunggu, terutama senjata seperti pedang dan tombak, serta beberapa benda kayu seperti sisir dan cincin giok. Salah satu makam besar, berkode M3, berisi bejana kurban, pedang, dan sendok perunggu.
Khususnya, di sebelah barat laut M3, para peneliti menemukan sebuah kereta perang dan dua ekor kuda. Kereta perang itu menghadap ke utara sementara kuda-kudanya berada di kedua sisinya. Berdasarkan skala M3, dikombinasikan dengan artefak dan lubang kereta perang di dekatnya, tim peneliti berspekulasi bahwa makam tersebut kemungkinan milik seorang bangsawan berstatus tinggi.
An Khang (Menurut Newsweek )
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)