Perawatan membuka peluang bagi pasien kanker lambung stadium lanjut

Dari tahun 2018 hingga sekarang, Rumah Sakit Universitas Kedokteran dan Farmasi Kota Ho Chi Minh telah menerapkan perawatan multimoda untuk lebih dari 100 pasien dengan kanker lambung stadium lanjut, menggabungkan kemoterapi, imunoterapi, obat-obatan yang ditargetkan, dan pembedahan dengan tingkat respons lebih dari 50%.

Angka ini terbilang spektakuler dibanding masa sebelumnya, saat kanker lambung metastasis hampir mustahil disembuhkan, sekaligus membuka peluang bagi pasien kanker lambung stadium lanjut (lanjut usia).

Baru-baru ini, seorang pasien wanita berusia 18 tahun dari provinsi Dong Nai dengan kanker lambung metastasis lanjut berhasil dirawat di Departemen Gastroenterologi, Universitas Kedokteran dan Rumah Sakit Farmasi, Kota Ho Chi Minh dengan pendekatan multimoda yang menggabungkan kemoterapi, imunoterapi, dan pembedahan.

Sebelumnya pasien dirawat di rumah sakit dengan keluhan nyeri perut berkepanjangan, nafsu makan menurun, mual, muntah setelah makan, dan berat badan turun 9 kg hanya dalam 2-3 bulan.

Dirawat di Rumah Sakit Universitas Kedokteran dan Farmasi di Kota Ho Chi Minh, melalui endoskopi dan biopsi, dokter menemukan kanker lambung difus (linitis plastica), tumor yang menyerang pankreas, mesenterium kolon transversal, dan metastasis peritoneum abdomen.

"Ini merupakan kasus khusus karena kanker lambung biasanya terjadi pada orang berusia di atas 60 tahun. Penemuan seorang pasien dengan kanker lambung stadium lanjut pada usia 18 tahun merupakan peringatan yang jelas tentang tren penyakit ini yang semakin muda, menekankan kebutuhan mendesak akan skrining dini dan deteksi tepat waktu di masyarakat," ujar Dr. Nguyen Viet Hai, Departemen Bedah Digestif.

Sejak saat penerimaan, dokter dari Departemen Gastroenterologi, bersama dengan para ahli dari Departemen Kemoterapi Kanker, Departemen Patologi, dan Departemen Pencitraan Diagnostik, berkonsultasi dan mengembangkan rejimen pengobatan multi-moda dan individual sesuai dengan karakteristik biologi molekuler tumor.

Pasien diuji untuk mengetahui adanya mutasi sel tumor, dan dokter akan meresepkan pengobatan terbaik saat ini dengan menggabungkan imunoterapi dengan kemoterapi sistemik sejak awal.

Setelah 6 sesi perawatan yang berlangsung lebih dari 4 bulan, pasien merespons pengobatan di atas dengan sangat baik: ukuran metastasis berkurang 90%, dan tumor utama menyusut secara signifikan. Berat badan pasien naik 10 kg, kondisi fisiknya membaik, dan kembali beraktivitas hampir normal.

Para dokter di Rumah Sakit Universitas Kedokteran dan Farmasi di Kota Ho Chi Minh mengucapkan selamat kepada seorang pasien berusia 18 tahun dengan kanker lambung stadium lanjut atas keberhasilan pengobatannya. (Foto: VNA)

Setelah memenuhi syarat, tim perawatan melakukan operasi pengangkatan seluruh lambung, pengangkatan kelenjar getah bening D2, dan biopsi lokasi metastasis. Operasi tersebut aman dan berhasil. Pasien pulih dengan cepat, makan, berjalan normal, dan diperbolehkan pulang 7 hari setelah operasi.

Hasil patologi pascaoperasi menunjukkan bahwa pasien merespons hampir sepenuhnya, dengan hanya sekitar 10% sel ganas yang tersisa di tumor utama, dan fokus metastasis di perut sebelum pengobatan tidak lagi memiliki sel kanker.

Studi mutasi gen dan DNA kanker yang bersirkulasi dalam darah juga telah dilakukan untuk memberikan informasi personal bagi prognosis dan pemantauan pengobatan. Pasien terus dipantau secara ketat dengan alat-alat canggih dan pengobatan tambahan (imunoterapi pemeliharaan) dipertimbangkan untuk mengurangi risiko kekambuhan.

Profesor Madya, Dokter, Dokter Vo Duy Long, Wakil Kepala Departemen Bedah Digestif, menyampaikan bahwa kasus ini menunjukkan efektivitas pengobatan multimodal dan pengobatan personal pada kanker lambung stadium lanjut. Kunci keberhasilannya adalah koordinasi yang erat antarspesialisasi, diagnosis yang akurat pada tingkat seluler dan molekuler, serta pengembangan rejimen pengobatan yang sesuai untuk setiap pasien.

Kanker lambung memiliki gejala yang samar pada tahap awal, sehingga pasien dapat dengan mudah salah mengiranya sebagai penyakit umum. Oleh karena itu, penyakit ini seringkali terdeteksi ketika sudah memasuki stadium lanjut.

Kanker lambung seringkali diobati dengan berbagai metode yang spesifik untuk setiap individu, yang disebut perawatan personal. Setiap metode pengobatan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Perawatan multimoda bertujuan untuk mengendalikan kanker dengan baik dengan menggabungkan kelebihan masing-masing model.

Terapi multimoda adalah penggunaan dan kombinasi beberapa metode pengobatan dalam pengobatan kanker untuk meminimalkan kemungkinan kegagalan (metastasis lokal, regional atau jauh) dan untuk melestarikan organ dan fungsi organ, sehingga meningkatkan waktu bertahan hidup serta kualitas hidup.

Sejak 2018, Rumah Sakit Universitas Kedokteran dan Farmasi Kota Ho Chi Minh telah menerapkan perawatan multimoda untuk lebih dari 100 pasien kanker lambung stadium lanjut, menggabungkan kemoterapi, imunoterapi, obat-obatan tertarget, dan pembedahan. Tingkat responsnya telah mencapai lebih dari 50%, angka yang terbilang spektakuler dibandingkan periode sebelumnya ketika kanker lambung metastasis hampir mustahil disembuhkan.

Data penelitian model perawatan ini dipublikasikan di European Journal of Surgical Oncology pada awal tahun 2025.

(TTXVN/Vietnam+)

Sumber: https://www.vietnamplus.vn/phuong-phap-dieu-tri-mo-ra-co-hoi-cho-benh-nhan-ung-thu-da-day-giai-doan-muon-post1051024.vnp