Konflik Ukraina menawarkan banyak pelajaran bagi Barat yang dapat diterapkan saat perang meletus antara kekuatan militer dunia.
Pesawat tempur F-16 Ukraina pada 8 April 2024
Kolonel Angkatan Udara AS pensiunan John Venable, mantan pilot pesawat tempur F-16 dan pakar militer di Institut Mitchell, mengatakan kepada Business Insider bahwa salah satu pelajaran dari Ukraina adalah mungkin sudah saatnya bagi Barat untuk menghidupkan kembali teknik kontrol pesawat lama, termasuk penerbangan ketinggian rendah.
Selama Perang Dingin di Eropa, "kami selalu terbang rendah," kata Tn. Venable, seraya menambahkan bahwa Amerika Serikat harus berlatih menghadapi kondisi ancaman tinggi, khususnya ancaman dari rudal permukaan-ke-udara.
Bapak Venable pensiun pada tahun 2007 setelah 25 tahun bertugas di Angkatan Udara AS, dan menerbangkan F-16 di AS, Eropa, Pasifik , dan Timur Tengah. Beliau memiliki lebih dari 300 jam terbang tempur di Kuwait, Irak, dan Afghanistan.
Pilot Ukraina menerbangkan F-16 dan menembak jatuh 6 rudal Rusia
Terbang rendah untuk menghindari rudal permukaan-ke-udara merupakan teknik yang sangat menantang, kata pilot veteran tersebut.
"Kemampuan terbang sangat rendah hingga Anda terbukti mampu menjatuhkan bom atau menembak jatuh pesawat lain bukanlah sesuatu yang mudah dikuasai," ujarnya. "Butuh waktu untuk menguasai keterampilan itu. Dan dalam prosesnya, Anda kehilangan banyak pesawat, termasuk pilot, karena bertabrakan dengan tanah," kata pensiunan kolonel AS tersebut.
Angkatan Udara AS melanjutkan penerbangan pada ketinggian rendah hingga Operasi Badai Gurun pada tahun 1991. AS kehilangan sejumlah pesawat pada masa-masa awal, sehingga Angkatan Udara beralih ke penerbangan pada ketinggian sedang.
Pesawat tempur F-35 Angkatan Udara AS
Namun, pilot F-16 Ukraina sekarang harus menerapkan teknik pengendalian pesawat yang telah dikecualikan oleh Barat sejak Perang Dingin agar dapat bertempur lebih efektif dalam kampanye militer khusus Rusia.
Negara-negara Barat tidak perlu mengerahkan pesawat tempur generasi keempat ke wilayah udara yang diperebutkan selama beberapa dekade. Peralatan modern seperti pesawat tempur siluman F-35 Lightning II memungkinkan pilot untuk beroperasi di ketinggian di luar jangkauan rudal darat-ke-udara. Namun, kemampuan itu mungkin akan terkikis di masa mendatang.
"Dalam waktu dekat, akan tiba saatnya bahkan aset siluman pun harus menggabungkan taktik ketinggian rendah ke dalam pertempuran," Bapak Venable memperingatkan, dan AS dapat mempelajari keterampilan yang menantang dari perang di Ukraina.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/phuong-tay-dang-hoc-hoi-tu-chien-su-ukraine-18525012410040266.htm
Komentar (0)