Pada tanggal 11 Oktober, juru bicara senior Uni Eropa (UE) mengatakan bahwa pada pertemuan yang dijadwalkan pada tanggal 14 Oktober di Luksemburg, para menteri luar negeri negara-negara anggota UE akan membahas sanksi baru terhadap Rusia.
Pada akhir Juli 2024, Uni Eropa memperpanjang semua sanksi terhadap Rusia selama 6 bulan lagi, hingga 31 Januari 2025. (Sumber: RIA Novosti) |
"Akan ada pertukaran pendapat mengenai sanksi. Seperti yang Anda ketahui, mekanisme baru telah diadopsi pada 8 Oktober. Kami berharap negara-negara anggota akan mengusulkan daftar sanksi dalam kerangka mekanisme baru tersebut," ungkap pejabat tersebut.
Selain itu, juru bicara itu menambahkan, para menteri luar negeri juga akan membahas upaya untuk memerangi penghindaran sanksi tersebut.
Dewan Uni Eropa telah menyetujui mekanisme baru untuk melawan “tindakan destabilisasi” Rusia di luar negeri.
Sebelumnya, pada akhir Juli 2024, Uni Eropa memperpanjang semua sanksi terhadap Rusia selama 6 bulan lagi, hingga 31 Januari 2025. Keputusan ini mencakup sanksi yang diberlakukan sejak 2014 setelah Moskow mencaplok semenanjung Krimea dan tindakan baru yang diberlakukan sejak 2022 ketika Rusia melancarkan operasi militer khusus di Ukraina.
Sampai saat ini, Uni Eropa telah menjatuhkan total 14 sanksi terhadap Rusia, termasuk tindakan pembatasan di sektor perdagangan, keuangan, teknologi, industri, dan transportasi, serta pembatasan impor minyak dan produk petrokimia dari Rusia, dan pembatasan ekspor barang mewah dan barang serbaguna ke negara ini.
Blok beranggotakan 27 negara tersebut juga menjatuhkan sanksi terhadap tindakan-tindakan yang bertujuan menghindari sanksi.
Moskow menganggap sanksi tersebut ilegal dan tidak konstruktif.
Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan bahwa salah satu syarat untuk menyelesaikan situasi di Ukraina adalah mencabut semua sanksi terhadap Moskow.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/sau-14-goi-trung-phat-eu-tiep-tuc-tim-cach-gay-kho-cho-nga-trong-khuon-kho-co-che-moi-289781.html
Komentar (0)