Indonesia berencana untuk mulai mengekspor durian beku ke Tiongkok tahun ini. Bersama Thailand, Indonesia berpotensi menjadi pesaing durian Vietnam di pasar yang berpenduduk satu miliar jiwa ini.
Menurut CNA , Parigi Moutong, sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia, terkenal dengan durian Monthong-nya. Varietas durian ini menghasilkan buah yang besar, biasanya beratnya sekitar 3-5 kg, dengan tekstur lembut dan rasa manis, biji kecil, dan daging buah yang lebih tebal dibandingkan kebanyakan varietas lainnya.
Durian Monthong berasal dari Thailand, tetapi banyak ditanam di Indonesia dan Vietnam. Sulawesi Tengah memiliki sekitar 30.000 hektar lahan durian, tetapi hanya 10% yang diakui oleh pemerintah daerah. Sebagian besar petani masih menggunakan metode pertanian sederhana.
Meskipun durian Monthong beku dari Indonesia tersedia di China, durian tersebut diekspor melalui Thailand.
Indonesia akan mengekspor durian beku ke China akhir tahun ini, setelah kesepakatan penting antara kedua negara ditandatangani.
PT Silvia Amerta Jaya adalah salah satu dari 14 pengolah durian di Parigi Moutong yang terdaftar untuk mengekspor durian beku langsung ke Tiongkok. Perusahaan ini memiliki jaringan 500 petani durian.
Dalam kampanye yang dijuluki “ diplomasi durian,” Beijing berjanji untuk membuka pasar domestiknya dan mengimpor lebih banyak durian dari negara-negara di Asia Tenggara.
Durian Indonesia sangat diminati di China, dengan impor buah tersebut bernilai hampir $7 miliar tahun lalu.
Muhammad Tahir, Direktur PT Ammar Durian Indonesia, mengatakan jika diangkut melalui Thailand, akan memakan waktu sekitar satu bulan untuk mencapai Tiongkok. Namun, jika dikirim langsung dari Pelabuhan Pantoloan (di Palu, Sulawesi Tengah) ke Tiongkok, hanya akan memakan waktu sekitar satu minggu.
Sementara itu, biaya pengiriman durian langsung ke China hanya setengah dari harga ekspor melalui Thailand.
Tahun lalu, perusahaan mengirimkan 30 kontainer durian. Perusahaan berencana meningkatkan ekspor menjadi 50 kontainer setelah rute langsung ke Tiongkok tersedia.
Tiongkok memiliki peraturan ketat terkait ekspor durian, yang mewajibkan petani dan pemasok Indonesia untuk mematuhi standar ketat guna memastikan kontrol kualitas yang tinggi. Seluruh rantai pasok durian juga harus dapat dilacak.
“Mulai dari perkebunan, hingga dikemas dan siap dikirim, produk harus dapat dilacak,” kata Ahmad Mansuri Alfian, Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sulawesi Tengah.
Badan Karantina Hewan Indonesia telah menciptakan aplikasi yang sistemnya menggunakan kode batang, sehingga memungkinkan pemindaian kode batang untuk pemeriksaan.
"Kami berharap dapat melengkapi petani dengan drone dan alat pertanian yang lebih modern," ujar I Wayan Wardika, seorang analis staf di Dinas Pertanian, Hortikultura, dan Perkebunan Parigi Moutong. Mereka menantikan dukungan lebih lanjut dari anggaran daerah.
[iklan_2]
Sumber: https://vietnamnet.vn/sau-rieng-viet-nam-them-doi-thu-o-trung-quoc-2383583.html
Komentar (0)