Di tengah meningkatnya konflik di Timur Tengah, AS berupaya membujuk Arab Saudi untuk menerima hubungan diplomatik dengan Israel, tetapi Riyadh baru saja mengambil sikap keras.
| Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, berbicara di konferensi Future Investment Initiative (FII) di Riyadh pada 31 Oktober. (Reuters) |
Menurut Reuters , pada 31 Oktober, dalam konferensi Future Investment Initiative (FII) di Riyadh, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan Al-Saud mengumumkan penundaan rencana untuk menormalisasi hubungan dengan Israel hingga ada kemajuan yang jelas mengenai hak-hak Palestina dan peta jalan untuk mengakui negara Palestina.
Ia mengkritik Israel karena melakukan genosida di Gaza Utara, mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menjamin hak-hak rakyat Palestina dan menyerukan gencatan senjata di Lebanon.
Pernyataan menteri luar negeri Arab Saudi ini disampaikan meskipun negara tersebut berharap dapat mendorong kesepakatan bersejarah dengan AS, termasuk peningkatan jaminan keamanan, pasokan senjata, dan kerja sama dalam program nuklir sipilnya.
Kesepakatan tersebut dapat membawa kedua negara ke dalam aliansi formal, serupa dengan perjanjian keamanan AS-Jepang, yang memberikan jaminan jangka panjang untuk hubungan bilateral, terlepas dari pemerintahan AS tertentu.
Salah satu tujuan utama AS dalam menerapkan perjanjian ini adalah untuk mendorong normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel, tetapi diskusi tersebut menghadapi banyak kesulitan.
Bagi Arab Saudi, pengakuan terhadap Israel akan disertai dengan syarat-syarat, terutama mengenai negara Palestina yang merdeka, dan penandatanganan perjanjian dengan AS tidak akan melibatkan normalisasi hubungan dengan Israel.
Dalam upaya untuk mempromosikan pembentukan negara Palestina, Arab Saudi menjadi tuan rumah pertemuan pertama koalisi global mengenai isu ini di Riyadh pada tanggal 30 Oktober.
Menurut kantor berita SPA Arab Saudi, dalam pidato pembukaannya di acara tersebut, Menteri Luar Negeri Faisal bin Farhan bin Abdullah menekankan bahwa meningkatnya kekerasan di kawasan itu dan aksi militer Israel yang terus berlanjut terhadap Palestina dan Lebanon "menuntut tanggapan tegas dari komunitas internasional."
Ia menyerukan peningkatan upaya internasional untuk mempromosikan implementasi solusi dua negara dan memulihkan keamanan dan stabilitas di kawasan tersebut.
Sementara itu, menurut kantor berita WAFA , Kantor Presiden Palestina mengapresiasi upaya pemerintah Riyadh dalam menyelenggarakan pertemuan tersebut dan memuji semua negara sahabat dan sekutu yang berpartisipasi dalam acara tersebut.
Sumber: https://baoquocte.vn/saudi-arabia-ra-toi-hau-thu-cho-israel-khang-dinh-thoa-thuan-lich-su-sap-dat-duoc-voi-my-chang-lien-quan-292139.html






Komentar (0)