
Guru-guru Sistem Pendidikan Sekolah Nobel berpartisipasi dalam pelatihan AI.
Pertama-tama, terdapat kondisi ketergantungan teknologi, ketika sekelompok siswa hanya menyalin hasil dari AI tanpa memahami hakikat permasalahannya. Kebiasaan ini dapat menyebabkan hilangnya kesempatan untuk melatih berpikir logis, keterampilan berpikir kritis, dan kemampuan belajar mandiri. Selain itu, kesenjangan teknologi juga menjadi perhatian. Tidak semua siswa memiliki peralatan, koneksi internet, atau lingkungan belajar yang memadai untuk menggunakan AI secara efektif. Hal ini dengan mudah menciptakan "kesenjangan digital" antar kelompok siswa, terutama antara wilayah perkotaan dan pedesaan. Dari perspektif manajemen, sekolah juga menghadapi tantangan keamanan dan privasi data. Banyak perangkat AI mengumpulkan data pengguna, yang jika tidak dikelola dengan ketat, dapat menyebabkan kebocoran informasi siswa.
Oleh karena itu, sejak awal implementasi, Sekolah Dasar, Menengah, dan Menengah Atas Nobel School, Distrik Dong Quang, telah berfokus pada penyusunan rencana untuk membimbing siswa dalam menggunakan AI dengan benar, mengingat AI merupakan bagian penting dari pendidikan keterampilan digital. Tidak hanya mengizinkan penggunaan AI, sekolah juga menerbitkan "Aturan Penggunaan AI dalam Pembelajaran", yang secara jelas menyatakan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan siswa, seperti tidak menggunakan AI untuk menyontek saat belajar, tidak membagikan informasi pribadi, dan menghormati hak cipta saat mengutip konten yang menggunakan AI. "Sebelumnya, sekolah telah menyelenggarakan kegiatan tematik dan sesi pelatihan bagi siswa dan guru tentang etika digital dan keamanan data. Siswa diinstruksikan tentang cara menggunakan AI untuk berlatih berbicara bahasa Inggris, meringkas dokumen, membuat kerangka tulisan, atau mendukung pemikiran kreatif. Bagi guru, kami juga dibekali dengan pengetahuan tentang cara mengintegrasikan AI ke dalam perkuliahan agar lebih hidup dan menarik," ujar guru Thai Thi Thu Huong, guru Matematika di Sekolah Dasar, Menengah, dan Menengah Atas Nobel School.
Dari sisi implementasi praktis, Sekolah Dasar, Menengah, dan Menengah Atas Nobel School juga telah menetapkan prinsip "kesesuaian berdasarkan jenjang kelas" dengan jelas ketika mengizinkan siswa menggunakan perangkat AI. Siswa sekolah dasar hanya diperbolehkan menggunakan AI di bawah bimbingan dan pengawasan guru. Kegiatan pada jenjang ini seringkali dirancang dalam bentuk permainan penemuan , kegiatan kelompok kecil, dan diskusi tentang peran AI dalam kehidupan. Bagi siswa sekolah menengah, penggunaan AI lebih luas, yang bertujuan untuk mendukung siswa belajar, mengajukan pertanyaan yang lebih mendalam, dan membandingkan hasil mereka dengan hasil yang dihasilkan oleh AI. Bagi siswa sekolah menengah atas, AI menjadi "pendamping belajar", membantu mereka meneliti, belajar dalam kelompok, mengevaluasi diri, dan mengkritik. Duong Thi Mai Hien, siswa kelas 12A3 di Sekolah Dasar, Menengah, dan Menengah Atas Nobel School, berbagi: "Agar kami memiliki lingkungan belajar yang sehat dengan AI, sekolah telah membentuk klub AI sekolah dan menyelenggarakan seminar STEM. Di sini, kami semua siswa belajar keterampilan teknologi, melatih berpikir kritis, dan keterampilan verifikasi informasi. Berkat itu, dalam proses pembelajaran dan penggunaan, kami tidak sepenuhnya bergantung pada AI."
Salah satu faktor penting penerapan AI yang efektif adalah pelatihan guru. Oleh karena itu, di Sekolah Dasar Thiet Ong, Komune Thiet Ong, para guru terlatih dengan baik tentang cara menggunakan, mengintegrasikan AI ke dalam pembelajaran, dan metode evaluasi hasil belajar ketika siswa menggunakan perangkat ini. Wakil Kepala Sekolah Dasar Thiet Ong, Du Thi Viet Ha, mengatakan: "Sekolah telah menyelenggarakan kegiatan profesional untuk membimbing guru dalam menerapkan teknologi sesuai dengan kapasitas dan kondisi masing-masing. Meskipun fasilitas fisiknya terbatas, beberapa guru telah menggunakan AI untuk merancang pembelajaran sesuai dengan masing-masing kegiatan, seperti: pemanasan, eksplorasi, latihan... untuk membantu siswa lebih banyak berinteraksi dan lebih tertarik pada pembelajaran."
Tujuan penerapan AI dalam pembelajaran bukanlah untuk menggantikan manusia, melainkan untuk mendukung proses berpikir, kreativitas, dan pengembangan keterampilan belajar mandiri. Oleh karena itu, guru, sebagai pembimbing, perlu memperbarui perangkat baru secara berkala, menyesuaikan metode pengajaran dengan tepat, dan membantu siswa memahami bahwa AI hanyalah alat pendamping dan tidak dapat menggantikan manusia. Bagi siswa, mereka perlu dipantau dan dibimbing oleh guru dan orang tua dalam proses penggunaan AI. Pada saat yang sama, mereka harus melatih kemampuan untuk bertanya, memeriksa jawaban AI, dan menganalisis hasilnya sendiri. Seiring perkembangan AI, membimbing siswa untuk menggunakannya dengan tepat, baik untuk memanfaatkan manfaatnya maupun menghindari risikonya, akan menjadi "kunci" untuk menjadikan pendidikan era digital lebih manusiawi, kreatif, dan berkembang.
Artikel dan foto: Phuong Do
Sumber: https://baothanhhoa.vn/su-dung-ai-trong-hoc-duong-nbsp-nang-cao-hieu-qua-han-che-rui-ro-268192.htm






Komentar (0)