Pemerintah baru saja menerbitkan Keputusan No. 50/2025/ND-CP yang mengubah dan melengkapi sejumlah pasal dalam keputusan yang merinci sejumlah pasal dalam Undang-Undang tentang Pengelolaan dan Penggunaan Aset Publik.
Perubahan ketentuan mengenai penanganan kekayaan negara dalam hal penggabungan, peleburan, pemisahan, pembubaran, dan penghentian kegiatan usaha.
Pemerintah baru saja menerbitkan Keputusan No. 50/2025/ND-CP yang mengubah dan melengkapi sejumlah pasal dalam keputusan yang merinci sejumlah pasal dalam Undang-Undang tentang Pengelolaan dan Penggunaan Aset Publik.
Foto ilustrasi. (Sumber: Internet) |
Penanganan aset publik dalam hal penggabungan, peleburan, pemisahan, pembubaran, dan penghentian kegiatan usaha.
Keputusan No. 50/2025/ND-CP yang mengubah dan melengkapi Pasal 35b Keputusan No. 151/2017/ND-CP (dilengkapi dalam Pasal 1 Klausul 27 Keputusan No. 114/2024/ND-CP) tentang penanganan aset publik dalam hal penggabungan, peleburan, pemisahan, pembubaran, dan penghentian kegiatan usaha. Dengan demikian:
1. Instansi pemerintah yang mengalami penggabungan, peleburan, pemisahan, pembubaran, dan penghentian kegiatan operasional bertanggung jawab untuk melakukan inventarisasi dan mengklasifikasikan aset yang berada dalam pengelolaan dan penggunaan instansi tersebut; dan bertanggung jawab untuk menangani aset yang ditemukan kelebihan/kekurangan melalui inventarisasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk aset yang bukan milik instansi (aset yang disimpan dalam perwalian, aset pinjaman, aset sewa dari organisasi dan individu lain, dll.), instansi pemerintah wajib menanganinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Dalam hal terjadi penggabungan atau peleburan (termasuk pembentukan badan atau unit baru berdasarkan reorganisasi badan atau unit yang sudah ada), badan hukum hasil penggabungan atau peleburan mewarisi hak pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan badan hasil penggabungan atau peleburan tersebut dan bertanggung jawab atas:
a. Menata pemanfaatan aset negara sesuai dengan standar dan norma pemanfaatan aset negara; mengelola dan memanfaatkan aset negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Mengidentifikasi aset yang berlebih (tidak diperlukan lagi untuk penggunaan sesuai dengan fungsi, tugas, dan struktur organisasi yang baru) atau aset yang harus ditangani sesuai dengan ketentuan Undang-Undang dan Keputusan ini untuk membuat pencatatan dan melaporkan kepada instansi dan perseorangan yang berwenang guna mendapatkan pertimbangan dan keputusan penanganan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Tetap melaksanakan penuntasan isi yang belum tuntas terhadap aset yang telah diputuskan untuk ditangani oleh instansi dan perseorangan yang berwenang sebelum penggabungan atau peleburan, namun pada saat penggabungan atau peleburan dilakukan, instansi negara hasil penggabungan atau peleburan tersebut belum tuntas penanganannya.
3. Dalam hal terjadi pemisahan, instansi negara yang dipisahkan bertanggung jawab menyusun rencana pembagian kekayaan yang ada dan melimpahkan tanggung jawab pengelolaan kekayaan yang sedang dalam proses pengelolaan kepada badan hukum baru pasca pemisahan, serta melaporkannya kepada instansi atau pejabat yang berwenang memutuskan pemisahan untuk mendapatkan persetujuan. Setelah selesai melakukan pemisahan, badan hukum baru bertanggung jawab mengatur pemanfaatan kekayaan sesuai standar dan norma pemanfaatan kekayaan serta menyelesaikan pengelolaan kekayaan yang sedang dalam proses pengelolaan sesuai dengan tanggung jawab yang telah ditetapkan; terhadap kekayaan yang berlebih atau kekayaan yang harus dikelola sesuai ketentuan Undang-Undang dan Keputusan ini, badan hukum baru bertanggung jawab menyiapkan dokumen dan melaporkannya kepada instansi atau pejabat yang berwenang untuk mempertimbangkan dan memutuskan pengelolaannya sesuai ketentuan.
4. Dalam hal terjadi penghentian operasional atau pengalihan fungsi dan tugas kepada instansi, organisasi, dan unit lain, berdasarkan kebijakan instansi atau pejabat yang berwenang, instansi negara yang dihentikan operasionalnya wajib memimpin dan berkoordinasi dengan instansi, organisasi, dan unit penerima fungsi dan tugas untuk menyusun rencana pembagian aset sesuai dengan pengalihan tugas dan status aset terkini yang akan dimasukkan ke dalam proyek/rencana restrukturisasi aparatur; menyampaikannya kepada instansi atau pejabat yang berwenang untuk mendapatkan persetujuan. Setelah menerima tugas sesuai dengan proyek/rencana restrukturisasi aparatur, instansi, organisasi, atau unit penerima tugas bertanggung jawab untuk melaksanakan butir a, b, dan c di atas.
5. Dalam hal pembubaran atau penghentian kegiatan usaha yang tidak termasuk dalam ruang lingkup ketentuan Pasal 4 di atas, setelah Keputusan pembubaran atau penghentian kegiatan usaha instansi atau orang yang berwenang diterbitkan, instansi negara yang dibubarkan atau dihentikan tersebut bertanggung jawab untuk menyerahkan aset kepada instansi pengelola yang lebih tinggi atau instansi lain yang ditunjuk untuk menerima aset tersebut. Instansi yang ditunjuk untuk menerima aset tersebut bertanggung jawab untuk menyiapkan laporan berdasarkan ketentuan Undang-Undang dan Keputusan ini kepada instansi atau orang yang berwenang untuk pertimbangan dan keputusan tentang penanganannya, atas dasar itu, menyelenggarakan penanganan aset tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Untuk aset yang telah menjadi subjek Keputusan tentang penanganan oleh instansi atau orang yang berwenang sebelum pembubaran atau penghentian kegiatan usaha, tetapi pada saat pembubaran atau penghentian kegiatan usaha, instansi negara yang dibubarkan atau dihentikan tersebut belum menyelesaikan penanganannya, instansi yang ditunjuk untuk menerima aset tersebut bertanggung jawab untuk melanjutkan pelaksanaan isi yang belum selesai tersebut.
Menteri dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi berwenang memutus atau melimpahkan kewenangan memutus pengadaan barang/jasa pemerintah.
Peraturan Pemerintah Nomor 50/2025/ND-CP tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang mengubah dan menambah Pasal 2, Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 151/2017/ND-CP (diubah dan ditambah Pasal 2, Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 114/2024/ND-CP) tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan negara.
Dengan demikian, kewenangan untuk memutus pembelian aset publik dalam hal tidak diperlukannya suatu proyek investasi dilaksanakan sebagai berikut:
Menteri dan pimpinan lembaga pusat menetapkan atau melimpahkan kewenangan memutuskan pengadaan barang/jasa publik untuk kepentingan penyelenggaraan lembaga negara yang berada di bawah pengelolaan kementerian dan lembaga pusat.
Dewan Rakyat pada tingkat provinsi memutus atau melimpahkan kewenangan untuk memutus pengadaan barang/jasa publik guna mendukung penyelenggaraan instansi negara di lingkup pengelolaan daerah.
Melengkapi peraturan tentang penyewaan dan pembelian aset yang melayani operasional lembaga negara
Terkait dengan penyewaan aset yang digunakan untuk operasional instansi negara, Peraturan Pemerintah Nomor 50/2025/ND-CP ini mengubah dan menambah beberapa klausul dalam Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 151/2017/ND-CP (diubah dan ditambah dalam Pasal 1 Klausul 4 Peraturan Pemerintah Nomor 114/2024/ND-CP).
Dengan demikian, kewenangan penetapan sewa menyewa aset diatur sebagai berikut: Menteri atau pimpinan lembaga pusat menetapkan atau melimpahkan kewenangan penetapan sewa menyewa aset untuk kepentingan penyelenggaraan urusan pemerintahan instansi negara yang berada di lingkup pengelolaan kementerian atau lembaga pusat.
Dewan Rakyat di tingkat provinsi memutuskan atau melimpahkan kewenangan untuk memutuskan penyewaan aset guna melayani operasi instansi negara di bawah lingkup manajemen lokal.
Keputusan No. 50/2025/ND-CP juga melengkapi peraturan tentang penyewaan aset. Dengan demikian, penyewaan adalah tindakan agen penyewaan yang membeli aset dan membayar di muka kepada lessor sebagian dari nilai aset sesuai kesepakatan. Sisanya dihitung sebagai biaya sewa aset yang harus dibayarkan kepada lessor dalam jangka waktu tertentu yang disepakati oleh para pihak. Setelah masa sewa berakhir dan sisa pembayaran telah dibayarkan, kepemilikan aset menjadi milik agen penyewaan dan agen tersebut bertanggung jawab untuk mencatat peningkatan aset serta mengelola dan menggunakan aset tersebut sesuai dengan ketentuan Undang-Undang dan Keputusan ini.
[iklan_2]
Sumber: https://baodautu.vn/sua-quy-dinh-ve-xu-ly-tai-san-cong-trong-truong-hop-sap-nhap-hop-nhat-chia-tach-giai-the-cham-dut-hoat-dong-d250056.html
Komentar (0)