Militer Israel menyatakan pada 14 April bahwa Iran telah meluncurkan lebih dari 200 pesawat nirawak dan rudal ke Israel, menurut Reuters. Rudal balistik merupakan bagian penting dari persenjataan Teheran. Menurut Kantor Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat, Iran memiliki jumlah rudal balistik terbesar di kawasan tersebut.
9 rudal yang bisa mencapai Israel
Minggu ini, kantor berita ISNA Iran merilis gambar yang menunjukkan sembilan rudal Iran yang diklaim dapat mencapai Israel. Rudal-rudal tersebut meliputi Sejil, yang dapat terbang dengan kecepatan lebih dari 17.000 kilometer per jam dan memiliki jangkauan 2.500 kilometer, Kheibar, yang memiliki jangkauan 2.000 kilometer, dan Haj Qasem, yang memiliki jangkauan 1.400 kilometer.
Seberapa signifikan kekuatan militer Iran?
Asosiasi Pengendalian Senjata yang berpusat di AS mengatakan rudal balistik jarak pendek dan menengah Iran meliputi Shahab-1 (dengan perkiraan jangkauan 300 km), Zolfaghar (700 km), Shahab-3 (800-1.000 km), Emad-1, rudal yang sedang dikembangkan dengan jangkauan hingga 2.000 km, dan Sejil, yang masih dalam pengembangan (1.500-2.500 km).
Rudal Iran diluncurkan pada 17 Februari 2024
Iran juga memiliki rudal jelajah seperti Kh-55, senjata nuklir yang diluncurkan dari udara dengan jangkauan hingga 3.000 km, dan rudal antikapal canggih Khalid Farzh, dengan jangkauan sekitar 300 km, yang mampu membawa hulu ledak 1.000 kg.
Pada Juni 2023, Iran meluncurkan apa yang digambarkan para pejabat sebagai rudal balistik hipersonik pertama yang diproduksi di dalam negeri, menurut kantor berita resmi IRNA. Rudal hipersonik dapat terbang setidaknya lima kali lebih cepat daripada kecepatan suara dan memiliki lintasan yang kompleks, sehingga sulit dicegat.
Iran menyatakan bahwa rudal balistiknya merupakan kekuatan pencegah dan pembalasan yang penting terhadap Amerika Serikat, Israel, dan target potensial lainnya di kawasan. Iran membantah tengah berupaya mengembangkan senjata nuklir.
Pertemuan besar UAV
Iran juga merupakan produsen UAV utama. Pada Agustus 2023, Teheran membangun UAV canggih bernama Mohajer-10 dengan jangkauan 2.000 km dan kemampuan terbang hingga 24 jam dengan muatan hingga 300 kg, menurut Reuters.
Apa yang harus dilakukan jaringan pertahanan udara Israel terhadap Iran?
Dalam beberapa tahun terakhir, Teheran telah merakit sejumlah besar UAV dengan jangkauan 1.930 hingga 2.490 kilometer dan kemampuan terbang rendah untuk menghindari radar, menurut The New York Times, mengutip para ahli dan komandan Iran dalam wawancara publik dengan media Iran.
Iran tidak merahasiakan peningkatan kekuatan militernya, memamerkan persenjataan UAV dan rudalnya dalam parade, dan berambisi membangun bisnis ekspor UAV yang besar. UAV Iran digunakan oleh Rusia di Ukraina dan telah muncul dalam konflik di Sudan, menurut The New York Times .
Model UAV dipamerkan di Iran pada tahun 2023
Para ahli mengatakan pangkalan dan gudang UAV dan rudal di negara itu tersebar, jauh di bawah tanah dan memiliki pertahanan udara yang ditingkatkan, sehingga sulit dihancurkan oleh serangan udara.
Selain UAV dan rudal, Iran juga telah membangun armada besar speedboat dan beberapa kapal selam kecil yang mampu mengganggu pengiriman global dan pasokan energi yang melewati Teluk Persia dan Selat Hormuz, menurut The New York Times .
Iran juga telah mencapai kemajuan yang beragam dalam upayanya memproduksi kendaraan lapis baja dan kapal angkatan laut besar. Iran juga telah mengimpor kapal selam kecil dari Korea Utara dan memperluas serta memodernisasi armada buatan dalam negerinya, menurut The New York Times .
Bagaimana negara-negara mengevaluasi militer Iran?
Militer Iran dianggap sebagai salah satu yang terkuat di kawasan dalam hal peralatan, kohesi, pengalaman dan kualitas personel, tetapi jauh tertinggal dari kekuatan dan kecanggihan angkatan bersenjata Amerika Serikat, Israel dan beberapa negara Eropa, menurut para ahli yang dikutip oleh The New York Times .
Kelemahan terbesar Iran adalah angkatan udaranya. Sebagian besar pesawat Iran berasal dari masa pemerintahan Shah Mohammed Reza Pahlavi, yang memerintah Iran dari tahun 1941 hingga 1979, dan banyak yang di-grounded karena kekurangan suku cadang.
Para ahli juga mengatakan tank dan kendaraan lapis baja Iran sudah tua, dan negara itu hanya memiliki beberapa kapal angkatan laut besar. Dua kapal pengumpul intelijen Iran, Saviz dan Behshad, telah dikerahkan ke Laut Merah untuk membantu pasukan Houthi di Yaman mengidentifikasi kapal-kapal milik Israel yang akan diserang, menurut The New York Times, mengutip pejabat AS.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)