Setelah minimal 6 bulan sejak tanggal pengurangan semua poin mengemudi, pengemudi wajib mengikuti tes pengetahuan lalu lintas. Tes ini diselenggarakan oleh polisi lalu lintas, dan jika hasilnya memuaskan, 12 poin akan dikembalikan.
Pada tanggal 19 Desember, Kementerian Keamanan Publik menyatakan bahwa Pemerintah menugaskan badan ini untuk merancang rancangan peraturan perundang-undangan yang mengatur sanksi administratif atas pelanggaran ketertiban dan keselamatan lalu lintas; pengurangan dan pemulihan poin SIM, yang di dalamnya ditetapkan poin pengurangan tertentu untuk setiap pelanggaran.
Mulai 1 Januari 2025, polisi lalu lintas akan menerapkan peraturan pengurangan poin SIM bagi pelanggar.
Berdasarkan Pasal 58 Undang-Undang Keselamatan Lalu Lintas Jalan 2024 (berlaku mulai 1 Januari 2025), jumlah poin yang dikurangi untuk setiap pelanggaran bergantung pada jenis dan tingkat keparahan pelanggaran. Data poin yang dikurangi oleh pelanggar akan diperbarui dalam sistem basis data segera setelah keputusan denda berlaku, dan orang yang poinnya dikurangi akan dihubungi.
Pasal 58 ayat 2 Undang-Undang ini menyatakan, bagi SIM yang belum pernah dikurangi poinnya dan tidak pernah dikurangi poinnya dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pengurangan terakhir, maka SIM yang bersangkutan akan dikembalikan poinnya sebanyak 12 (dua belas) poin.
Bagi pengemudi yang poinnya dikurangi semua 12, sesuai dengan Pasal 2, Pasal 58 Undang-Undang Keselamatan Lalu Lintas, pemegang SIM tidak diperbolehkan mengemudikan kendaraan di jalan dengan kelas SIM tersebut.
Setelah minimal 6 bulan sejak tanggal pengurangan semua poin, pengemudi akan diizinkan untuk mengikuti tes pengetahuan tentang peraturan keselamatan lalu lintas jalan sebagaimana diatur dalam Pasal 61 Pasal 7 Undang-Undang ini. Tes ini akan diselenggarakan oleh kepolisian lalu lintas, dan baru setelah hasilnya memuaskan, 12 poin penuh akan dikembalikan.
Saat ini, Kementerian Keamanan Publik telah menerbitkan Surat Edaran 65/2024/TT-BCA tertanggal 12 November 2024 yang mengatur pengujian pengetahuan hukum tentang ketertiban dan keselamatan lalu lintas jalan untuk memulihkan poin SIM, berlaku mulai 1 Januari 2025.
Setelah diubah, diterbitkan ulang, atau ditingkatkan, SIM akan tetap memiliki jumlah poin yang sama seperti sebelum perubahan, penerbitan ulang, atau peningkatan. Total 12 poin tidak akan dikembalikan jika poin telah dikurangi.
Jika semua 12 poin dikurangi, pemegang SIM harus mengikuti tes pengetahuan keselamatan lalu lintas.
Rancangan peraturan Kementerian Keamanan Publik sebelumnya mengusulkan 189 perilaku dan kelompok perilaku yang akan mengakibatkan pengurangan poin. Dari jumlah tersebut, 28 perilaku dan kelompok perilaku akan mengakibatkan pengurangan 12 poin (total poin SIM).
Secara khusus, tindakan yang mengakibatkan pengurangan 12 poin meliputi: Mengemudikan kendaraan dengan konsentrasi alkohol melebihi 80 miligram/100 mililiter darah atau melebihi 0,4 miligram/1 liter napas; gagal mematuhi permintaan petugas yang bertugas untuk memeriksa konsentrasi alkohol.
Mengemudikan kendaraan bermotor saat terdapat narkoba di dalam tubuh; tidak mematuhi permintaan petugas penegak hukum untuk melakukan tes narkoba; mengemudikan kendaraan bermotor yang mengangkut barang melebihi berat yang diizinkan lebih dari 150%; melakukan balapan liar, berkelok-kelok, atau berbelok-belok secara ilegal; melampaui batas kecepatan lebih dari 35 km/jam; mengebut sambil berkejaran di jalan raya; menggunakan kaki untuk mengendalikan kemudi saat kendaraan sedang berjalan di jalan raya.
Menurut Panitia Perancang, pelanggaran tersebut merupakan pelanggaran yang disengaja, berbahaya, dan berisiko tinggi menimbulkan kecelakaan lalu lintas serta merusak pekerjaan lalu lintas.
Perilaku yang diusulkan yang akan mengakibatkan pengurangan 10 poin pada SIM meliputi: Mengemudi di jalan dengan konsentrasi alkohol dalam darah atau napas melebihi 50 miligram hingga 80 miligram/100 mililiter darah atau melebihi 0,25 miligram hingga 0,4 miligram/1 liter napas...
Pelanggaran yang diusulkan untuk dikurangi 6 poin SIM meliputi: Kegagalan mematuhi rambu lalu lintas; kegagalan mematuhi perintah atau instruksi pengatur lalu lintas atau inspektur lalu lintas
Mengemudi di jalan raya yang salah arah, mundur di jalan raya, kecuali untuk kendaraan prioritas pada keadaan darurat sebagaimana ditentukan; menimbulkan kecelakaan lalu lintas tanpa henti, tidak mengamankan tempat kejadian perkara, melarikan diri, tidak melapor kepada pihak yang berwenang, tidak ikut serta dalam memberikan pertolongan pertama kepada yang terluka.
[iklan_2]
Sumber: https://www.baogiaothong.vn/tai-xe-bi-tru-het-diem-bang-lai-se-phuc-hoi-diem-nhu-the-nao-192241218212707608.htm
Komentar (0)