SGGP
Pada tanggal 19 September, dalam rangka promosi perdagangan yang dilaksanakan oleh Kementerian Perindustrian dan Perdagangan dengan perusahaan ritel global seperti Central Retail, Amazon, Walmart, Aeonmall... banyak pembeli global yang menyebutkan perlunya mengurangi emisi untuk butiran beras Vietnam.
Data dari Bank Dunia (WB) menunjukkan bahwa penanaman dan pengolahan padi merupakan "korban" sekaligus "pelaku" yang berkontribusi terhadap perubahan iklim. Estimasi yang belum lengkap menunjukkan bahwa penanaman dan produksi padi menyumbang 10% emisi metana global dan 25-33% di Asia Tenggara. Di Vietnam saja, penanaman dan produksi padi menghasilkan lebih dari 29 juta ton jerami, lebih dari 80% di antaranya dibakar di ladang setelah panen. Hal ini mengakibatkan emisi gas rumah kaca dalam jumlah besar.
Atas dasar tersebut, Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan telah berkoordinasi dengan Bank Dunia untuk melaksanakan proyek produksi berkelanjutan seluas 1 juta hektar beras khusus berkualitas tinggi, yang akan mengurangi emisi gas rumah kaca di Delta Mekong. Budidaya ini akan menerapkan proses berkelanjutan, menggunakan material ramah lingkungan, meminimalkan penggunaan pupuk dan pestisida kimia, dan sebagainya.
Produk beras Vietnam menarik pembeli dunia |
Bapak Cao Thang Binh, pakar pertanian senior Bank Dunia di Vietnam, mengatakan bahwa dengan proses pertanian di atas, rata-rata 1 hektar lahan padi akan mengurangi 8 ton setara CO2 dalam setahun. Jika diperluas ke seluruh Delta Mekong, akan mengurangi sekitar 10 juta ton setara CO2 dalam setahun. Angka ini cukup besar dan berkontribusi signifikan terhadap perdagangan karbon di Vietnam.
Senada dengan itu, Bapak Nguyen Duy Thuan, Direktur Jenderal Loc Troi Group, mengatakan bahwa selain nilai tambah dari penjualan sertifikat karbon, produk beras Vietnam juga mengalami peningkatan nilai ekspor. Diketahui bahwa dalam 8 bulan pertama tahun 2023, Vietnam mengekspor hampir 5,9 juta ton beras, mencapai 3,17 miliar dolar AS, meningkat 36,1% dibandingkan periode yang sama tahun 2022.
Bapak Nguyen Viet Cuong, Wakil Direktur Jenderal Bank Umum Saham Gabungan untuk Perdagangan Luar Negeri Vietnam (Vietcombank), menambahkan bahwa unit tersebut selalu mengalokasikan sumber daya khusus untuk pinjaman jangka menengah dan panjang untuk proyek-proyek hijau, dengan fokus pada bidang energi terbarukan, pertanian hijau, dan perawatan lingkungan.
Kredit hijau saat ini menjadi topik yang menarik dan prioritas, terutama bagi pembangunan sosial-ekonomi. Bidang energi terbarukan, investasi pada bangunan hijau, kendaraan listrik, dan pertanian bersih merupakan tren yang dituju oleh pasar kredit hijau, guna mewujudkan komitmen kuat Pemerintah Vietnam di COP26.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)