Situasi ini tidak hanya melemahkan aparatur negara tetapi juga memengaruhi efektivitas pengelolaan sosial. Untuk mengatasinya, diperlukan solusi yang sinkron, dengan fokus pada reformasi mekanisme, kebijakan, dan lingkungan kerja.
Solusi penting pertama adalah mendorong reformasi kebijakan gaji dan tunjangan untuk mempertahankan orang-orang berbakat. Saat ini, setelah reorganisasi unit administratif, beban kerja sangat besar tetapi staf yang ditugaskan tidak memadai. Sementara itu, sarana dan peralatan kerja tidak memadai untuk proses transformasi digital yang harus diimplementasikan dengan cepat; beberapa pejabat dan pegawai negeri sipil di wilayah yang baru digabung harus menempuh perjalanan jauh untuk bekerja, yang memengaruhi efisiensi kerja...
Oleh karena itu, reformasi gaji perlu segera dilaksanakan sesuai peta jalan, dengan meningkatkan gaji pokok dan tunjangan berdasarkan kinerja. Selain itu, perlu memperluas tunjangan seperti asuransi kesehatan komprehensif, dukungan perumahan, program pelatihan lanjutan, dan kesempatan pengembangan karier... Hal ini akan memotivasi staf yang baik untuk tetap bekerja, sekaligus mendorong persaingan yang sehat, dan mengurangi ketergantungan pada orang-orang yang lemah.
Selain itu, perlu dibangun sistem penilaian kapasitas yang adil dan transparan. Untuk mengeliminasi orang-orang dengan kapasitas terbatas, perlu dilakukan penilaian berkala dan objektif berdasarkan kriteria spesifik seperti hasil kerja, keterampilan profesional, dan etika profesional, serta membatasi penilaian emosional. Mereka yang tidak memenuhi standar akan diberikan pelatihan tambahan atau dipindahkan ke pekerjaan lain, alih-alih dipecat secara tiba-tiba, demi menjaga rasa kemanusiaan.
Salah satu isu yang perlu mendapat perhatian serius adalah memperbaiki lingkungan kerja secara drastis, mengurangi tekanan yang tidak perlu, dan mendorong transformasi digital serta penerapan sains dan teknologi dalam pekerjaan. Perkuat pelatihan kepemimpinan dan ciptakan peluang promosi untuk membangun lingkungan yang adil, dorong kreativitas, alih-alih menyamakan kedudukan atau "umur panjang membuat tua".
Pada saat yang sama, kita harus mengintensifkan perlawanan terhadap korupsi, pemborosan, dan negativitas, serta secara aktif melindungi kader-kader yang baik, dinamis, dan kreatif demi kebaikan bersama. Selain itu, kita perlu memperhatikan perencanaan kader kepemimpinan dan pelatihan pegawai negeri sipil yang profesional. Hal ini mengatasi masalah penempatan orang-orang yang hanya ahli dalam profesinya tetapi tidak ahli dalam manajemen dan kepemimpinan, atau sebaliknya, menghambat bakat kepemimpinan dan manajemen mereka dan memaksa mereka menjadi pegawai negeri sipil murni.
Mengatasi situasi "bakat hilang, daya beli lemah" membutuhkan tekad dari Partai, Negara, lembaga, unit, dan seluruh masyarakat. Solusi-solusi di atas, jika diterapkan secara sinkron, akan membantu aparatur administrasi menjadi lebih efisien dan efektif, mempertahankan bakat, dan menghilangkan faktor-faktor negatif.
Sumber: https://www.sggp.org.vn/tao-dong-luc-giu-chan-can-bo-gioi-post812214.html






Komentar (0)