Sararat Rangsiwuthaporn (36 tahun) ditangkap pada bulan April setelah keluarga dari beberapa korban yang diduga melapor kepadanya. Polisi menyimpulkan bahwa antara tahun 2015 dan 2023, Sararat membunuh 14 orang di delapan provinsi dengan mencampurkan racun sianida ke dalam makanan mereka.
Polisi mengatakan sebagian besar korban adalah orang-orang yang berutang uang kepada Sararat, sementara yang lainnya adalah orang-orang yang telah dirampoknya. Polisi menambahkan bahwa salah satu target racun Sararat selamat.
Menurut polisi, Sararat membantah melakukan pembunuhan tetapi mengaku menggunakan racun sianida.
Wakil Kepala Kepolisian Nasional Thailand, Surachate Hakparn (tengah), berbicara pada konferensi pers terkait kasus dugaan pembunuhan dengan sianida terhadap Sararat Rangsiwuthaporn di Bangkok pada 30 Juni.
Wakil Kepala Kepolisian Nasional Thailand, Surachate Hakparn, menyebut kasus ini "bersejarah" dan mengatakan akan diserahkan kepada jaksa penuntut hari ini.
"Thailand pernah memiliki pembunuh berantai sebelumnya, tetapi jumlah korban tewas tidak setinggi ini," kata Surachate dalam konferensi pers.
Surachate menambahkan bahwa Sararat menghadapi 80 dakwaan termasuk keracunan sianida, pemalsuan, pencurian, dan pembunuhan berencana, dakwaan yang dapat berujung pada hukuman mati.
Thailand menangkap tersangka pembunuhan 13 orang dengan menggunakan sianida.
Menurut Bapak Surachate, kini akan ada peraturan yang lebih ketat terkait akses terhadap sianida.
Keracunan sianida biasanya menyebabkan gejala awal seperti pusing, sesak napas, dan muntah, diikuti oleh henti jantung. Zat ini dikontrol ketat di Thailand, dan kepemilikan ilegal dapat mengakibatkan hukuman penjara dua tahun.
Tautan sumber






Komentar (0)