Kesepakatan biji-bijian Laut Hitam menghadapi kemunduran lagi. (Sumber: Reuters) |
Sementara itu, juru bicara PBB mengatakan Rusia telah mengumumkan akan membatasi kapal terdaftar untuk mengunjungi pelabuhan Pivdennyi, di wilayah Odesa, Ukraina, sampai semua pihak sepakat untuk mencabut penghalang pengiriman amonia.
Pada bulan Juli 2022, PBB dan Turki menengahi Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam untuk membantu mengatasi krisis pangan global yang disebabkan oleh konflik antara Rusia dan Ukraina, pengekspor biji-bijian terbesar dunia .
Dalam kerangka inisiatif tersebut, Rusia dan PBB menandatangani nota kesepahaman tentang fasilitasi pasokan produk pertanian dan pupuk Rusia ke pasar dunia. Sementara itu, Ukraina menandatangani perjanjian dengan Turki dan PBB tentang ekspor pangan dan pupuk yang aman dari Ukraina melalui Laut Hitam.
Rusia sepakat pada tanggal 13 Maret untuk memperpanjang kesepakatan tersebut selama 60 hari lagi, tetapi memperingatkan akan mengakhiri inisiatif tersebut jika kesepakatan lain tidak tercapai untuk mengatasi hambatan pada ekspor makanan dan pupuknya.
Tuntutan yang diajukan oleh Moskow termasuk dimulainya kembali pengangkutan amonia dari Rusia melalui wilayah Ukraina ke pelabuhan Pivdennyi di Odessa, tempat komoditas tersebut diekspor.
Pengiriman amonia, bahan utama dalam pupuk nitrogen, telah dihentikan setelah Rusia melancarkan operasi militer khusus di Ukraina.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan telah terjadi "perlambatan berkelanjutan" dalam keberangkatan kapal berdasarkan perjanjian Laut Hitam dari April hingga Mei 2023 dan tingkat pemeriksaan kapal harian rata-rata telah turun menjadi tiga per hari.
Lima puluh kapal saat ini berlabuh di perairan Turki menunggu pemeriksaan. Kapal-kapal tersebut siap mengangkut 2,4 juta ton makanan dari Ukraina ke luar negeri, tetapi beberapa di antaranya telah menunggu pemeriksaan selama lebih dari tiga bulan.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)