Pada sore hari tanggal 10 November, sebelum pemungutan suara untuk menyetujui Resolusi tentang rencana alokasi anggaran pusat tahun 2024, Ketua Komite Keuangan dan Anggaran Majelis Nasional Le Quang Manh menyampaikan laporan yang menjelaskan, menerima, dan merevisi rancangan Resolusi.
Bapak Manh mengatakan bahwa Pemerintah belum mempunyai rencana untuk mengalokasikan 2.850 miliar VND dalam pengeluaran rutin Program Target Nasional (NTP).
Komite Tetap Majelis Nasional telah menginstruksikan lembaga-lembaga untuk berkoordinasi secara erat dan mengklarifikasi jumlah yang belum dialokasikan ini. Oleh karena itu, lembaga-lembaga yang melapor kepada otoritas yang berwenang telah menerbitkan banyak dokumen yang mendesak kementerian dan lembaga yang bertanggung jawab atas Program Target Nasional.
Namun, pada saat penyusunan laporan untuk diserahkan kepada Majelis Nasional guna dipertimbangkan dan diputuskan, beberapa isi dan tugas pelaksanaan Program Sasaran Nasional yang ditugaskan kepada kementerian dan lembaga pusat belum memiliki dokumen dan prosedur yang lengkap. Dalam pengorganisasian pelaksanaan, setelah semua prosedur selesai, instansi terkait akan berkoordinasi dengan badan pengelola Program untuk menyerahkan rencana alokasi kepada otoritas terkait sesuai ketentuan.
Komite Tetap Majelis Nasional meyakini bahwa Program-Program Target Nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, terutama masyarakat kurang mampu. Jika pengeluaran tersebut tidak dialokasikan, pelaksanaan Program-Program Target Nasional dapat terus tertunda, yang akan berdampak pada masyarakat.
Oleh karena itu, Panitia Tetap Majelis Nasional mengusulkan agar Majelis Nasional memberikan alokasi dana sebesar VND 2,850 miliar untuk pengeluaran rutin Program Target Nasional dan meminta Pemerintah untuk mengarahkan instansi terkait untuk segera menyelesaikan prosedur dan dokumen untuk alokasi rinci, memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, publisitas, dan transparansi.
Ketua Komite Keuangan dan Anggaran Majelis Nasional Le Quang Manh menyampaikan laporan yang menjelaskan penerimaan tersebut (Foto: Quochoi.vn).
Ketua Komite Keuangan dan Anggaran menyampaikan, tahun 2024 merupakan tahun kedua dalam periode stabilisasi anggaran 2023-2025.
Perkiraan pengeluaran saldo anggaran daerah tahun 2024 ditentukan berdasarkan perkiraan pendapatan saldo anggaran daerah yang dinikmati berdasarkan desentralisasi, tambahan saldo anggaran pusat (NSTW) ke anggaran daerah (jika ada) dan kebijakan serta rezim yang ditentukan.
Namun demikian, dengan perkiraan pendapatan APBN 2024 yang disampaikan Pemerintah kepada Majelis Nasional, sebanyak 30/63 daerah mengalami penurunan pendapatan APBD sebesar VND 19.200 miliar, sedangkan kemampuan untuk mengupayakan peningkatan pendapatan sangat sulit karena sebagian besar provinsi memiliki keterbatasan kondisi pembangunan ekonomi .
Untuk membangkitkan inisiatif daerah dan memiliki sumber daya lebih besar dalam memenuhi tugas pengeluaran penting bagi pembangunan sosial ekonomi, menjamin pertahanan dan keamanan nasional di daerah, diperlukan dukungan dari pemerintah pusat (baik belanja investasi pembangunan modal maupun belanja rutin);
Oleh karena itu, berdasarkan ketentuan Pasal 9 Ayat 7 Undang-Undang APBN, kemampuan menyeimbangkan perkiraan APBN tahun 2024, dalam Laporan Nomor 43 tanggal 21 Oktober 2023 tentang Alokasi Perkiraan APBN Tahun 2024, Pemerintah menyampaikan kepada DPR penambahan saldo tambahan untuk daerah sebesar 2% dari perkiraan tahun 2023.
Bersamaan dengan itu, daerah dituntut untuk secara proaktif menyusun struktur belanja APBD tahun 2024 berdasarkan kondisi riil dan daya dukung daerah, dengan berlandaskan pada prinsip penghematan pengeluaran rutin secara menyeluruh, agar sumber daya dapat difokuskan pada peningkatan belanja investasi pembangunan, dengan tujuan untuk mengembangkan perekonomian masyarakat, pertahanan dan keamanan negara, serta melaksanakan kebijakan jaminan sosial, penanggulangan kemiskinan, dan rezim serta kebijakan yang ditetapkan Pemerintah Pusat. Dengan demikian, daerah dituntut untuk mampu menyeimbangkan sumber daya pelaksanaannya.
Provinsi yang menerima subsidi berimbang dari anggaran pusat akan kesulitan mendapatkan sumber daya untuk melaksanakan tugas-tugas pengeluaran tersebut di atas, dan membutuhkan peningkatan tingkat dukungan ini. Penanganan ini serupa dengan usulan Pemerintah untuk meningkatkan 2% dari belanja berimbang tambahan dari anggaran pusat ke anggaran daerah, yang telah diputuskan oleh Majelis Nasional untuk perkiraan anggaran tahun 2019 dan 2020.
Oleh karena itu, setelah menerima pendapat, Komite Tetap Majelis Nasional mengusulkan agar Majelis Nasional mempertahankan usulan Pemerintah, dengan meningkatkan saldo sebesar 2% untuk daerah. Hal ini telah dinyatakan dalam Klausul 2, Pasal 1 Rancangan Resolusi .
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)