Montana, sebuah negara bagian di Barat Laut AS, telah mengesahkan larangan platform video pendek Tiongkok, TikTok, di tingkat legislatif. Dengan suara 54/43, RUU tersebut kini berada di meja Gubernur Greg Gianforte. Jika beliau menandatanganinya, TikTok akan dilarang di negara bagian tersebut dan warga di sana tidak akan dapat mengunduh perangkat lunak ini di toko aplikasi untuk perangkat pintar.
Jika larangan ini diterapkan, akan berlaku efektif pada bulan Januari tahun depan. Selain melarang TikTok, RUU yang dikenal sebagai SB419 ini juga menetapkan bahwa toko aplikasi yang mengizinkan perangkat lunak TikTok ditampilkan akan didenda hingga $10.000 per hari. Warga Montana yang menggunakan platform berbagi video pendek ini tidak akan didenda atau ditahan karena menggunakan program tersebut.
RUU pelarangan TikTok kemungkinan akan disahkan pertama kali di Montana
Brook Stroyke, juru bicara gubernur, mengatakan bahwa pemimpin negara bagian akan mempertimbangkan dengan saksama setiap rancangan undang-undang. Pada Desember 2022, Bapak Gianforte melarang pemasangan TikTok di semua perangkat pemerintah daerah. Sebulan kemudian, beliau berhasil meyakinkan pimpinan Universitas Montana untuk mengajukan permintaan serupa.
TikTok mengeluarkan pernyataan yang mengutip Amandemen Pertama AS dan membuka peluang gugatan hukum. "Para pendukung RUU ini telah mengakui bahwa mereka tidak memiliki rencana yang layak untuk menjalankan rencana ini demi membungkam suara rakyat Amerika. Konstitusionalitas RUU ini akan diputuskan oleh pengadilan. Kami akan terus memperjuangkan pengguna dan kreator TikTok di Montana yang menghadapi campur tangan pemerintah yang berlebihan terhadap mata pencaharian mereka dan hak-hak Amandemen Pertama," kata Brooke Oberwetter, juru bicara TikTok.
RUU tersebut juga menyebutkan TikTok terkait konten berbahaya dan tantangannya. Namun, selain kekhawatiran tersebut, Washington juga mengkhawatirkan ByteDance, perusahaan induk TikTok, yang berbasis di Tiongkok. Di AS, lebih dari separuh dari 50 negara bagian saat ini sedang berupaya mengendalikan TikTok.
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)