Presiden Yoon dan istrinya mengunjungi Inggris pada bulan November 2023
Korea Herald melaporkan pada tanggal 8 Februari bahwa Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol telah angkat bicara setelah sebuah video yang direkam secara diam-diam muncul yang memperlihatkan istrinya, Kim Keon Hee, sedang menerima tas tangan Christian Dior senilai 3 juta won (55 juta VND).
"(Tamu yang memberikan tas itu) memasang kamera tersembunyi di jam tangannya, jadi bisa dibilang itu adalah pengaturan yang disengaja. Selain itu, (Voice of Seoul) merilis rekamannya menjelang pemilihan umum, setahun setelah insiden, jadi kita bisa melihat bahwa itu adalah taktik politik ," ujarnya.
Namun, ia mengakui bahwa tindakan istrinya seperti yang terlihat di kamera tersembunyi "menyesalkan".
"Namun, yang penting bukanlah apakah itu trik politik atau bukan. Melainkan, yang lebih penting adalah berperilaku dengan benar, sehingga perlu ditarik garis tegas untuk mencegah terulangnya insiden seperti itu," ujar sang pemimpin.
Presiden Yoon mengatakan tamu tersebut memiliki akses mudah kepada Ibu Kim karena rekaman itu direkam ketika dia dan Ibu Kim masih tinggal di apartemen terpisah mereka di Seocho-gu sebelum pindah ke istana presiden baru di Yongsan-gu, dan karena tamu tersebut menyebutkan hubungannya dengan ayah Ibu Kim, yang meninggal ketika ia masih muda.
“Menurut pendapatku, akan sulit baginya untuk bersikap dingin dalam situasi ini,” kata Tuan Yoon.
Pemimpin tersebut menghadapi tekanan untuk mengklarifikasi pendiriannya, setelah insiden tersebut menyebabkan kegemparan di Korea Selatan dan menarik perhatian media internasional.
Peristiwa ini terungkap pada November 2023, setelah rekaman yang direkam secara diam-diam diunggah di kanal YouTube Voice of Seoul, memperlihatkan Pendeta Choi Jae-young memberikan dompet mewah yang baru saja dibeli oleh seorang staf Voice of Seoul.
Tuan Choi dapat bertemu langsung dengan Nona Kim karena ia adalah teman ayahnya. Pada bulan Desember 2023, kanal YouTube tersebut menggugat Nona Kim berdasarkan undang-undang yang melarang pegawai negeri atau pasangannya menerima hadiah senilai lebih dari 1 juta won.
Kantor kepresidenan Korea Selatan secara konsisten menyatakan bahwa ibu negara menjadi korban "komplotan yang diatur dengan cermat" untuk memfilmkannya secara ilegal tanpa persetujuannya.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)