Ia menyebutkan perang di Ukraina, Jalur Gaza, dan Sudan, yang menunjukkan ketidakpedulian masyarakat internasional terhadap pelanggaran hak asasi manusia dan supremasi hukum.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres berpidato di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-79 pada 24 September 2024. Foto: REUTERS/Mike Segar
"Mereka bisa melanggar hukum internasional. Mereka bisa melanggar Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa," ujar Guterres kepada para pemimpin dunia . "Mereka bisa menyerang negara lain, menghancurkan seluruh masyarakat, atau mengabaikan kesejahteraan rakyat mereka sendiri dan bertindak seolah-olah tidak terjadi apa-apa."
Bapak Guterres juga memperingatkan tentang situasi tegang di Lebanon, yang berisiko menjadi "Gaza kedua" di tengah konflik dengan Hizbullah, dan menekankan perlunya perdamaian berdasarkan hukum internasional.
“Masyarakat menanggung akibatnya – jumlah korban tewas meningkat, kehidupan dan komunitas hancur,” kata Guterres, seraya menambahkan bahwa inilah saatnya untuk perdamaian yang adil berdasarkan hukum internasional dan Piagam PBB.
"Perpecahan geopolitik semakin dalam. Planet ini semakin panas. Perang meletus tanpa tahu bagaimana akhirnya... Kita sedang menuju sesuatu yang tak terpikirkan – sebuah tong mesiu yang mengancam akan menelan dunia," ujarnya.
Bapak Guterres memperingatkan bahwa dunia sedang mendekati krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan senjata nuklir dan konflik di berbagai front, tetapi tetap optimis bahwa tantangan ini dapat dipecahkan melalui kerja sama global.
Hong Hanh (menurut Reuters)
[iklan_2]
Sumber: https://www.congluan.vn/tong-thu-ky-lien-hop-quoc-chi-trich-cac-ben-vi-pham-luat-quoc-te-post313827.html






Komentar (0)