Depresi dan kecemasan dapat dideteksi melalui… headphone pintar?

Dari laboratorium penelitian di AS hingga proyek percontohan perusahaan teknologi, headphone pintar belajar mengenali depresi dan kecemasan melalui biosensor dan kecerdasan buatan.

Headphone pintar membantu pengguna melacak indikator kesehatan mental

Headphone adalah perangkat yang familiar dan sering dipakai banyak orang setiap hari, mulai dari bekerja, bepergian, hingga bersantai. Namun kini, headphone tidak lagi hanya untuk mendengarkan musik, melainkan juga untuk memantau suasana hati.

Headphone bukan hanya untuk... mendengarkan

Headphone pintar kini telah melampaui peran tradisionalnya sebagai monitor kesehatan mental. Dari tahap laboratorium hingga prototipe, headphone pintar ini dilengkapi biosensor yang menangkap sinyal terkait emosi penggunanya.

Salah satu contohnya adalah perangkat yang dapat dikenakan yang dikembangkan oleh tim di Universitas Cornell yang melacak gerakan otot wajah dengan mengirimkan gelombang suara bolak-balik melalui kulit. Meskipun tidak dapat mengukur tingkat stres secara langsung, perangkat ini telah terbukti dapat melacak sinyal yang berkaitan dengan kondisi mental melalui ekspresi wajah seperti tersenyum atau mengerutkan kening.

Ketika headphone menjadi perangkat medis pribadi

Melebihi kemampuan mengenali emosi, headphone pintar semakin mendekati peran perangkat pendukung medis pribadi. Alih-alih hanya mengukur detak jantung atau gelombang otak individu, beberapa proyek pengembangan bertujuan untuk mengintegrasikan beberapa biosensor guna menganalisis kondisi mental secara berkelanjutan dan lebih komprehensif.

Menurut penelitian Tuoi Tre , perusahaan seperti Apple dan Bose sama-sama telah mendaftarkan paten terkait headphone dengan biosensor terintegrasi, yang menunjukkan bahwa keduanya tengah menguji perangkat yang mampu mengukur detak jantung, suhu kulit, dan gerakan kepala.

Sensor-sensor ini, yang biasanya dipasang di telinga, dapat merekam indikator terkait emosi atau tanda-tanda stres. Meskipun belum dikomersialkan, prototipe-prototipe ini menunjukkan tren yang semakin berkembang dalam mengubah headphone menjadi alat perawatan kesehatan pribadi.

Di sisi penelitian, headset yang dikembangkan oleh perusahaan Neurable telah menunjukkan kemampuan untuk mendeteksi tingkat konsentrasi pemakainya melalui gelombang otak, berkat titik kontak di dekat telinga. Perangkat ini bekerja sepenuhnya secara otonom dan dapat memberikan umpan balik ketika mendeteksi tanda-tanda gangguan, membuka potensi untuk memantau kondisi mental selama penggunaan headphone sehari-hari.

Studi lain, yang dipublikasikan di sistem arXiv pada awal 2024, memperkenalkan perangkat earpiece dengan sensor optik terintegrasi untuk mendeteksi stres. Dalam model uji coba yang melibatkan 14 partisipan, sistem klasifikasi stres mencapai akurasi 91% dan bekerja secara stabil. Meskipun masih dalam tahap awal, hasil ini membuka prospek penggunaan headphone sebagai alat untuk mendukung deteksi dini ketidakstabilan emosi melalui sinyal biologis.

Jika disebarluaskan, penelitian seperti di atas dapat membantu headphone biasa menjadi alat pemantauan mental sehari-hari, terutama cocok untuk anak muda yang sering menggunakan headphone untuk belajar, bekerja, dan hiburan.

Berguna tapi terbatas

Terlepas dari potensinya, perangkat pemantau emosi berbasis headset sebaiknya dipandang sebagai alat pelengkap, bukan pengganti penilaian profesional. Perangkat ini mungkin menunjukkan adanya kelainan, tetapi diagnosis dan perawatan harus dilakukan oleh dokter yang berkualifikasi di lingkungan medis formal.

Selain itu, pengumpulan data biologis seperti detak jantung, gelombang otak, atau respons emosional juga menimbulkan masalah privasi. Pengembang perangkat harus menunjukkan kemampuan mereka untuk mengamankan informasi pribadi, serta bersikap transparan tentang cara mereka menyimpan dan menggunakan data biologis sensitif pengguna.

Dalam waktu dekat, headphone mungkin tidak hanya menjadi aksesori audio tetapi juga 'teman diam' untuk kesehatan mental sehari-hari.

THANH THU

Sumber: https://tuoitre.vn/tram-cam-lo-au-co-the-duoc-phat-hien-qua-tai-nghe-thong-minh-20250731173303715.htm