
Di sebuah sudut kecil yang damai di 14 Tran Ngoc Dien, Distrik An Khanh, Kota Ho Chi Minh, My Corner Art Studio (MCAS) telah menjadi "rumah yang hangat" bagi banyak anak autis. Di ruangan yang penuh warna, anak-anak duduk dengan tenang di depan bingkai kertas putih, lalu sedikit memiringkan kepala, meletakkan kuas mereka di atas palet. Di MCAS, keheningan mereka tergantikan oleh dunia garis, bentuk, dan emosi yang semarak.

Berbagi dengan Dan Tri , Ibu Tam Trang mengatakan bahwa ide mendirikan MCAS muncul setelah lebih dari 13 tahun mendampingi putranya, Dorjee, seorang anak laki-laki yang didiagnosis dengan gangguan spektrum autisme saat usianya kurang dari dua tahun. Sebagai seorang ibu tunggal, ia telah memikirkan tempat di mana Dorjee bisa belajar sekaligus bersenang-senang, dan agar usahanya diakui oleh masyarakat. Dari situlah, MCAS lahir.



Keunikan MCAS adalah setiap lukisan yang telah selesai tidak hanya dipajang, tetapi juga berpotensi menjadi sumber pendapatan bagi anak-anak. Lukisan asli anak-anak dipamerkan secara berkala oleh Ibu Trang dan timnya, lalu dicetak pada produk-produk seperti kaus, tas, dan sebagainya. Lukisan-lukisan tersebut kemudian dijual melalui media sosial dan langsung di pameran.

Untuk setiap produk yang terjual, anak-anak akan menerima royalti antara 50.000 hingga 100.000 VND. Sisa keuntungan akan digunakan untuk membeli perlengkapan seni baru dan menyelenggarakan kelas gratis. Hingga saat ini, ribuan produk telah terjual, tidak hanya menghasilkan pendapatan, tetapi juga menyebarkan pesan kasih sayang dari anak-anak autis kepada masyarakat.

Kelas ini beroperasi secara rutin setiap hari, Senin hingga Jumat, mulai pukul 13.00 hingga 16.00. Saat ini, kelas ini memiliki total 18 siswa, dengan setiap kelas terdiri dari 6 siswa. Ruang kelas dirancang ramah, dengan pencahayaan yang baik, meja, dan kursi yang sesuai dengan ukuran anak-anak.

Di bawah bimbingan guru Pham Ngoc Thao Uyen (34 tahun), seorang arsitek lepas, pelajaran dimulai dengan kegiatan sederhana untuk membantu anak-anak melatih konsentrasi dan mengembangkan otak mereka.
"Saya terutama menerapkan metode 'mengajar dengan cinta', berteman dengan sabar, memuji dengan segera, dan menyesuaikan cara mengajar dengan kemampuan penyerapan setiap anak," ungkap Thao Uyen.

Lebih dari sekadar melukis dasar, kelas ini menggabungkan terapi seni modern, yang mendorong anak-anak untuk menggunakan warna guna mengekspresikan emosi, dari kegembiraan hingga ketakutan, membantu mengurangi perilaku berulang dan meningkatkan komunikasi sosial.

Di bagian belakang kelas, kuas dan palet anak-anak tertata rapi di rak. Setiap kuas memiliki jejak cat, seolah menyaksikan momen ketika anak-anak perlahan menemukan ritme kreatif mereka sendiri. Kuas dan palet bukan sekadar alat, tetapi juga "jembatan" yang membantu mereka menyampaikan emosi mereka kepada dunia luar.

Kucing Kecil Tuong dengan penuh perhatian mewarnai gambar. Ia senang bisa bebas menjelajahi dunia warnanya sendiri. Di balik goresan-goresan itu terdapat kisah emosional yang hanya bisa dirasakan sepenuhnya saat ia tenang.

"Setelah mengizinkan anak saya mengikuti kelas menggambar, saya melihat perubahannya sangat signifikan, ke arah yang positif. Dia semakin menyukai kelas menggambar, sangat suka mengikuti kelas menggambar sesuai jadwal, mengembangkan banyak hal, dan perlahan-lahan belajar menunggu, serta berbagi warna dengan teman-temannya. Selain itu, ketika saya menunjukkan royalti kepada anak saya, dia sangat senang," ujar Ibu Nguyen Thi Binh (50 tahun), orang tua Cat Tuong.

Lukisan seorang anak yang mencium pipi ibunya, dengan sapuan polos dan warna-warna hangat, adalah karya seorang anak autis di MCAS, yang terinspirasi oleh kasih sayang keluarga. Di balik setiap garis terdapat kisah tentang emosi yang terpendam yang kini tersalurkan melalui lukisan.

Di dinding putih, lukisan-lukisan tertata rapi. Setiap karya memiliki "suara"-nya sendiri dan merupakan "aset" berharga yang dapat diperkenalkan, dijual, dan menerima royalti oleh anak-anak.

MCAS bukan sekadar kelas seni. MCAS adalah rumah, sudut seni yang kecil namun hangat. Perjalanan Ibu Tam Trang dan para orang tua tidak berhenti pada pengajaran seni, tetapi juga perjalanan untuk menciptakan komunitas yang penuh kasih dan pengertian, tempat setiap anak dapat menjadi diri mereka sendiri dan bersinar dengan caranya sendiri.
Dibawakan oleh: Dai Nghia
Sumber: https://dantri.com.vn/giao-duc/tre-tu-ky-ve-lai-niem-tin-vao-cuoc-song-20250912155246138.htm
Komentar (0)