(CLO) Korea Utara baru saja menguji coba serangkaian rudal jelajah strategis, menandai uji coba senjata pertama sejak Tn. Donald Trump kembali ke Gedung Putih, menurut informasi dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).
Pada 25 Januari, Departemen Roket Umum Korea Utara berhasil melakukan uji coba peluncuran rudal jelajah strategis berpemandu. KCNA menyatakan bahwa uji coba tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan dalam menanggapi perubahan situasi regional. Namun, lokasi dan waktu spesifiknya tidak diungkapkan.
Sebuah rudal balistik jarak menengah hipersonik diluncurkan di Korea Utara. Foto: KCNA
Menurut KCNA, rudal-rudal tersebut terbang sejauh 1.500 km dalam lintasan berbentuk angka 8, berlangsung lebih dari 7.500 detik (setara dengan 2 jam 5 menit) sebelum mencapai targetnya. Pyongyang menegaskan bahwa uji coba tersebut tidak memengaruhi keamanan negara-negara tetangga.
Sebelumnya, militer Korea Selatan mendeteksi banyak rudal jelajah yang diluncurkan oleh Korea Utara dari daratan ke laut barat sekitar pukul 4:00 sore (waktu setempat).
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un secara pribadi mengawasi uji coba tersebut dan menyatakan bahwa "penangkalan perang Tentara Rakyat Korea semakin sempurna." Ia juga menegaskan bahwa Korea Utara akan terus membangun kekuatan militernya untuk melindungi perdamaian dan stabilitas regional.
Peluncuran rudal tersebut terjadi tak lama setelah Donald Trump terpilih kembali sebagai Presiden AS. Dalam wawancara dengan Fox News pada 23 Januari, Trump menegaskan bahwa ia akan menghubungi Kim Jong Un, dan menyatakan simpatinya kepada pemimpin Korea Utara tersebut: "Dia orang yang cerdas. Dia menyukai saya dan saya cocok dengannya."
Selama masa jabatan sebelumnya (2017-2021), Trump telah mengadakan tiga pertemuan puncak dengan Kim Jong-un pada 2018-2019, bahkan menjadi presiden AS pertama yang menginjakkan kaki di wilayah Korea Utara. Setelah meninggalkan Gedung Putih, ia berulang kali menekankan hubungan pribadinya yang baik dengan pemimpin Korea Utara tersebut.
Kementerian Luar Negeri Korea Utara hari ini mengatakan bahwa negaranya akan mengambil "reaksi balasan terkuat" jika Amerika Serikat terus mengabaikan kepentingan dan kedaulatan Pyongyang.
Korea Utara juga mengecam latihan militer gabungan baru-baru ini antara AS dan Korea Selatan, dengan mengatakan latihan tersebut meningkatkan ketegangan dan mengganggu stabilitas semenanjung Korea.
Cao Phong (menurut Yonhap, KCNA, FOX)
[iklan_2]
Sumber: https://www.congluan.vn/trieu-tien-lan-dau-phong-thu-ten-lua-ke-tu-khi-ong-trump-nham-chuc-post332057.html
Komentar (0)