China meminta Rusia dan Ukraina untuk meningkatkan komunikasi langsung dan secara bertahap memulihkan perundingan perdamaian guna mengakhiri konflik, yang akan memasuki tahun ketiga.
Langkah-langkah diplomatik untuk menyelesaikan konflik Rusia-Ukraina merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh IAEA, Tiongkok, dan banyak negara lainnya. (Sumber: Adobe Stock) |
Sputniknews mengutip Wakil Duta Besar Tiongkok untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Dai Bing yang berbicara pada pertemuan Dewan Keamanan pada malam 25 Januari dengan mengatakan: "Tiongkok menyerukan kepada pihak-pihak terkait untuk meningkatkan partisipasi dan dialog langsung, serta melanjutkan negosiasi secara bertahap untuk mencapai lebih banyak konsensus."
Ia mengatakan masyarakat internasional harus menunjukkan urgensi lebih besar dan meningkatkan mediasi diplomatik untuk menyelesaikan konflik di Ukraina.
Pada hari yang sama, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Politik dan Pembangunan Perdamaian Rosemary DiCarlo mengatakan bahwa badan internasional menyambut baik pertukaran tahanan baru-baru ini antara Ukraina dan Rusia dan menyerukan kedua negara untuk terus-menerus melakukan kegiatan serupa.
Dalam perkembangan terkait, pada hari yang sama, Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi mengumumkan bahwa dalam 10 hari ke depan ia akan mengunjungi pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia (Ukraina), mengunjungi Kiev dan Rusia.
Kunjungan tersebut akan menyaksikan rotasi perwakilan IAEA di pabrik tersebut, yang merupakan perubahan ke-16 sejak dimulainya konflik antara Ukraina dan Rusia.
Bapak Grossi juga menekankan pertukaran dengan pimpinan Rusia di pabrik Zaporizhzhia, yang saat ini dikelola oleh Moskow. Di Rusia, kunjungan beliau bertujuan untuk melakukan "dialog politik dan teknis".
Namun, ia menambahkan bahwa belum memungkinkan untuk membicarakan cara menstabilkan situasi di fasilitas tenaga nuklir terbesar di Eropa.
Kepala IAEA juga mengindikasikan bahwa solusi diplomatik untuk konflik tersebut adalah tujuannya.
PLTN Zaporizhzhia dengan 6 unit telah berhenti beroperasi sejak September 2022. Karena pentingnya PLTN ini, IAEA telah menempatkan para ahli secara permanen di sana. PLTN ini saat ini dikelola oleh perusahaan milik perusahaan energi nuklir Rusia, Rosatom.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)