Mulailah dengan 2 bedeng sayuran dan 10 ekor ayam
Hari Ibu Hong dimulai seperti orang tua pada umumnya: ia menyiapkan sarapan, mengantar anak-anaknya ke sekolah, lalu memanfaatkan waktu luangnya untuk melayani pelanggan, menutup pesanan, dan mengemas barang. Sore harinya, ia pergi mengambil barang untuk diproses, dan malam harinya ia menyiapkan pesanan baru dan mengirimkannya ke kantor pos . Malam harinya, ia menghabiskan waktu memposting artikel dan mengobrol dengan pelanggan lama. Ada hari-hari di mana ia kelelahan, tetapi ketika mendengar pelanggan memujinya "barang Anda lezat", semua rasa lelahnya seakan sirna.
Ada hari-hari ketika bisnisnya sedang tidak berjalan baik, tetapi alih-alih menyerah, ia duduk untuk meninjau postingannya, menyesuaikan harga, dan merekam video untuk menceritakan kisahnya. Kegigihan inilah yang membantunya mempertahankan pesanan, meskipun perlahan tapi pasti.
Hanya sedikit orang yang tahu bahwa Ibu Hong dulunya sangat pemalu, pendiam, dan tidak berani mengungkapkan pendapatnya dalam rapat desa. Berkat Serikat Perempuan Komune yang menerapkan model berkebun bersih dan beternak ayam skala kecil, ia berani mendaftar, dimulai dengan hanya 2 bedeng sayuran dan 10 ekor ayam. Hasil yang tak terduga membuatnya semakin berani, dengan percaya diri mencoba menjual sayuran melalui Zalo, kemudian beralih ke Facebook, belajar streaming langsung, dan mengemas produk dengan kemasan bersih.
Ibu Hong memulai usahanya dengan beberapa bedeng sayuran dan sekawanan ayam.
Mengenang masa-masa awal berjualan daring, Ibu Hong berkata: "Saya tidak tahu apa-apa tentang bisnis. Saat mengunggah artikel, saya harus belajar cara menulis yang menarik, cara mengambil foto, dan menanggapi pelanggan dengan terampil. Ada hari-hari di mana saya mengedit artikel sepanjang sore, tetapi tidak ada yang bertanya kapan saya mengunggahnya. Rasanya sangat mengecewakan, tetapi saya pikir ini adalah keahlian di kota asal saya. Kalau saya tidak mencoba, siapa yang akan membantu saya mewujudkannya?"
Pelanggan pertamanya kebanyakan adalah teman, kenalan, dan anak-anak yang jauh dari rumah yang merindukan rasa singkong asam, rebung kering, dan daging asam yang kaya rasa. Lambat laun, berkat reputasi dan kualitasnya, pelanggan tetap memperkenalkan lebih banyak teman. Umpan balik positif itulah yang menjadi motivasi terbesarnya, membantunya percaya pada nilai produk, dan menjadi semakin percaya diri setiap hari.
Ia berbagi: "Phu Tho adalah daerah dataran tengah dengan banyak makanan khas pegunungan, saya menjual apa pun yang saya punya. Misalnya, singkong harus dipetik pada musimnya dan difermentasi dengan benar, kalau tidak akan pahit atau rusak. Rebung harus direbus dalam banyak air dan dikeringkan dalam suhu panas. Saya melakukannya dengan sangat hati-hati, karena saya berpikir sederhana: Jika saya tidak bisa makan sesuatu, saya tidak akan menjualnya kepada pelanggan."
Kesulitan terbesar, menurut Ibu Hong, adalah proses pengiriman. "Saya pernah mengirim puluhan toples acar daging, yang dikemas dengan sangat hati-hati, tetapi kurirnya merusaknya. Pelanggan mengeluh, saya kehilangan uang, dan merasa menyesal. Namun kemudian saya perlahan belajar dan memperbaiki diri," ujarnya. Ada hari-hari ketika stok acar singkong mencapai puluhan karung, melihatnya saja sudah memilukan. Saat itu, alih-alih menyerah, ia duduk untuk meninjau kiriman, menyesuaikan harga, dan merekam video untuk menceritakan kisahnya. Kegigihan itulah yang membantunya mempertahankan pesanan, meskipun lambat tetapi tetap teratur.
Sebarkan semangat percaya diri dan berbagi
Yang paling dihargai Ibu Hong saat berjualan bukan hanya penghasilan untuk membantu membesarkan anak-anaknya dan menabung saat sakit, tetapi juga rasa percaya diri, pengakuan, dan merasa berguna. "Beberapa pelanggan mengatakan sudah lama mereka tidak makan daun singkong dengan cita rasa masakan ibu mereka yang sesungguhnya, atau mengirimkan foto-foto seluruh keluarga makan bersama. Hal-hal sederhana itu membuat saya merasa pekerjaan ini sungguh bermakna," kenangnya penuh emosi.
Ibu Hong mengenang bahwa sebelumnya, ia hanya tahu cara bekerja memetik teh, dan hanya itu saja. Kini, berjualan daring, ia harus menghitung modal, omzet, dan memikirkan risiko. Awalnya, ia sangat khawatir, takut rugi, takut gagal. Namun untungnya, ia didorong oleh suami, keluarga, dan Serikat Perempuan Komune untuk memberikan modal dan bimbingan. Berkat itu, ia pun berani melakukannya.
Dari seorang yang pemalu, kini Ibu Hong tidak hanya berjualan dengan percaya diri, tetapi juga menjadi "konsultan" bagi para perempuan di lingkungannya. "Beberapa perempuan bertanya tentang cara memotret atau mengemas, saya selalu siap membimbing mereka. Saya pikir perempuan harus saling mendukung dan membantu untuk maju. Membantu sesama juga merupakan cara bagi saya untuk belajar dan berkembang," ujarnya.
Kisah Ibu Hong menunjukkan bahwa "pengentasan kemiskinan" bukan hanya tentang pendapatan, tetapi juga tentang akses terhadap informasi, teknologi, dan keterampilan baru. Keberanian perempuan dalam memulai usaha sendiri dan berbisnis tidak hanya mendatangkan pendapatan tetapi juga membantu mereka menjadi lebih percaya diri, menegaskan peran mereka dalam keluarga dan masyarakat, serta menyebarkan semangat positif kepada masyarakat.
Kini, teknologi 4.0 membuka peluang yang belum pernah ada sebelumnya bagi perempuan di pedesaan dan pegunungan. Dari produk yang dulunya dianggap hanya untuk makan di rumah, kini telah menjadi produk khusus yang menjangkau hingga ke pelosok, menghubungkan orang-orang yang jauh dari rumah, dan memberikan sumber penghasilan yang stabil. Dengan semangat "berani berpikir, berani bertindak", banyak perempuan tidak hanya mengubah hidup mereka sendiri, tetapi juga menginspirasi orang-orang di sekitar mereka.
Ibu Ta Thi Hong dan ribuan perempuan lainnya membuktikan setiap hari bahwa: Selama mereka berani keluar dari zona nyaman, terus belajar, dan percaya pada nilai diri mereka sendiri, semua kesulitan dapat diatasi. Mereka tidak hanya "mengurangi kemiskinan" secara ekonomi, tetapi juga "mengurangi kemiskinan" secara intelektual, menjadi lebih percaya diri, lebih bahagia, dan menyebarkan semangat berjuang ke seluruh masyarakat.
Sumber: https://phunuvietnam.vn/tu-ngai-giao-tiep-den-ban-hang-online-thanh-cong-20250716154220258.htm
Komentar (0)