Anggaran daerah untuk pengolahan sampah rumah tangga masih terbatas.
Menanggapi hasil pemantauan tematik "implementasi kebijakan dan undang-undang perlindungan lingkungan hidup sejak Undang-Undang Perlindungan Lingkungan Hidup 2020 berlaku", Wakil Majelis Nasional Tran Van Tien ( Phu Tho ) pada dasarnya menyetujui isi laporan pemantauan. Pada saat yang sama, beliau meminta agar laporan tersebut mengklarifikasi lebih lanjut isi laporan mengenai pembangunan dan pengelolaan sistem pemantauan lingkungan hidup; pembangunan dan pemutakhiran informasi dan basis data; inventarisasi gas rumah kaca; pembangunan dan pemutakhiran skenario dan basis data terkait perubahan iklim, kenaikan muka air laut, banjir perkotaan, dll.

Menyetujui usulan dan rekomendasi dalam laporan pemantauan, delegasi Tran Van Tien juga menekankan bahwa menurut laporan tersebut, penerapan teknologi canggih dan modern untuk pengolahan sampah rumah tangga membutuhkan biaya investasi dan pengolahan yang tinggi, sementara anggaran daerah untuk pengolahan sampah rumah tangga masih sangat terbatas. Delegasi tersebut menyarankan agar Majelis Nasional mengeluarkan mekanisme dan kebijakan khusus terkait investasi dan pengolahan sampah rumah tangga, sehingga daerah memiliki lebih banyak peluang untuk menarik investasi dan mengolah sampah rumah tangga. Hal ini akan membantu daerah memiliki peluang untuk menarik investasi dalam proyek dan fasilitas pengolahan sampah rumah tangga yang memenuhi persyaratan perlindungan lingkungan, sehingga dapat mengatasi masalah penumpukan sampah rumah tangga yang ada.
Penelitian tentang posisi dan pekerjaan dalam pekerjaan perlindungan lingkungan
Lebih lanjut, menurut delegasi, laporan pemantauan menunjukkan bahwa "tim kader, pegawai negeri sipil, dan pegawai negeri sipil yang bekerja di bidang perlindungan lingkungan hidup masih sangat tipis di tingkat pusat, beberapa daerah masih kekurangan pegawai negeri sipil dan spesialis yang berkualifikasi tinggi; di tingkat daerah, kapasitas pengelolaan perlindungan lingkungan hidup belum mampu mengimbangi tuntutan manajemen modern, tim pegawai negeri sipil dan pegawai negeri sipil yang bekerja di bidang perlindungan lingkungan hidup masih kurang kuantitas, lemah kualitasnya, dan belum memenuhi persyaratan yang semakin tinggi dalam pekerjaan perlindungan lingkungan hidup."

Menyoroti kenyataan ini, delegasi Tran Van Tien menekankan bahwa untuk menjalankan tugas perlindungan lingkungan dengan baik, diperlukan tim pegawai negeri sipil dan pegawai negeri sipil yang sesuai dengan posisi dan pekerjaannya. Oleh karena itu, Pemerintah beserta kementerian dan lembaga terkait perlu segera mengkaji posisi dan pekerjaan di bidang perlindungan lingkungan hidup guna menyesuaikan dan melengkapi sumber daya manusia guna memastikan tersedianya posisi dan pekerjaan yang memadai untuk setiap tugas perlindungan lingkungan hidup.
Menurut para delegasi, proporsi sampah padat domestik saat ini sebagian besar diolah di TPA (sekitar 62,7%), sisanya dibakar atau dikombinasikan dengan pengolahan organik. Pengumpulan dan pengolahan air limbah domestik juga rendah (sekitar 18%). Banyak daerah masih belum memiliki sistem pengumpulan air limbah domestik yang terpisah dari sistem pengumpulan air hujan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Perlindungan Lingkungan.

Atas dasar ini, para delegasi menyatakan bahwa pemerintah daerah harus segera mengusulkan solusi untuk menangani TPA yang tertimbun tetapi tidak memenuhi persyaratan perlindungan lingkungan. Bersamaan dengan itu, perlu dilakukan penelitian untuk memisahkan sistem pengumpulan air limbah dari sistem pengumpulan air hujan agar memenuhi persyaratan perlindungan lingkungan.
Sumber: https://daibieunhandan.vn/can-chinh-sach-dac-thu-ve-dau-tu-xu-ly-chat-thai-ran-10393275.html






Komentar (0)