Menurut banyak sumber terkemuka di Eropa, Pelatih Thomas Tuchel akan menggantikan Gareth Southgate sebagai pelatih kepala timnas Inggris. Kehadiran Tuchel sempat membuat para penggemar Inggris skeptis, karena dua pelatih asing yang pernah bekerja untuk The Three Lions belum mencapai hasil yang luar biasa, jauh tertinggal dari Southgate.
Namun, jika kita mempertimbangkan kriteria seleksi Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) saat mencari pelatih secara publik pada musim panas 2024, tidak banyak orang di dunia yang lebih cocok daripada Tuchel. Menurut Sky Sports, FA langsung bekerja dalam waktu kurang dari 48 jam untuk mendatangkan Tuchel—pelatih asal Jerman—ke Wembley. Jadi, mengapa FA begitu tergila-gila pada Tuchel?
Memahami sepak bola Inggris
Berbeda dengan Sven Goran-Eriksson dan Fabio Capello, pelatih Thomas Tuchel justru merasakan atmosfer sepak bola di negara ini sebelum menangani timnas Inggris. Ia memimpin Chelsea selama 20 bulan, sebelum pindah ke Bayern München.
Dalam satu setengah tahun tersebut, Thomas Tuchel memenangkan Liga Champions, Piala Dunia Antarklub FIFA, dan Piala Super Eropa. Terakhir kali Chelsea finis di 4 besar Liga Primer juga di bawah asuhan Thomas Tuchel.
Tuchel memiliki kasih sayang khusus terhadap Mason Mount.
Selama di Chelsea, ia sangat mengagumi para pemain Inggris. Ben Chilwell, Mason Mount, dan Reece James tumbuh dengan luar biasa di bawah bimbingan Tuchel.
Di final Liga Champions melawan Man City, pelatih asal Jerman itu mendaftarkan enam pemain lokal. Di antaranya, Mason Mount yang membantu Kai Havertz mencetak gol, membawa trofi "Telinga Gajah" ke Stamford Bridge.
Dipecat Chelsea setelah beberapa hasil buruk di awal musim 2022-23, Tuchel masih mengakui perasaannya terhadap sepak bola Inggris: "Saya sangat sedih. Saya sedih karena saya pikir pekerjaan saya di Chelsea belum selesai. Saya memiliki hubungan yang baik dengan para pemain. Saya memiliki hubungan yang baik dengan semua staf."
Begitu bergabung dengan Bayern Munich, kontrak pertama yang ingin ia dapatkan adalah mantan pemainnya, Mason Mount. Kesepakatan itu tidak berhasil, sehingga Tuchel segera menyusun rencana untuk merekrut Harry Kane, yang disetujui oleh dewan direksi. Di musim pertamanya bermain di Bundesliga, Kane mencetak 36 gol dan memenangkan penghargaan Sepatu Emas.
Di pertengahan musim 2023/24, Tuchel merekrut Eric Dier, bek yang tidak lagi digunakan di Tottenham. Di bawah arahan Tuchel, Dier bermain sangat baik dan berhasil mendapatkan 1 dari 2 posisi inti di lini pertahanan.
Kane dan Dier adalah andalan Bayern Munich di musim 2023-24.
Peningkatan yang jelas dari Southgate
Pelatih Thomas Tuchel telah memenangkan 11 gelar juara bersama 4 klub berbeda: Bayern München, Chelsea, PSG, dan Dortmund. Di setiap tim, ia membangun skuad dengan pemain-pemain yang tersedia.
Di Bayern München, ia menggunakan formasi 4-2-3-1 yang berfokus pada kontrol. Di Inggris, ia memanfaatkan kemampuan memanjat sayap Reece James, Ben Chilwell, dan kreativitas Mason Mount untuk membangun formasi 3-4-1-2, membantu Chelsea memenangkan Liga Champions.
Di Dortmund, Tuchel menggunakan formasi 4-1-4-1 untuk mendominasi lini tengah. Shinji Kagawa dan Ikay Gundogan bermain gemilang dalam formasi ini, yang kemudian membawa mereka pindah ke Man Utd dan Man City.
Tuchel memimpin skuad sederhana untuk mengalahkan Bayern dan Frankfurt untuk memenangkan Piala Super Jerman.
Dalam hal fleksibilitas, Tuchel jauh lebih unggul daripada Gareth Southgate. Pelatih asal Inggris ini telah melatih generasi pemain terbaik dalam satu dekade terakhir, tetapi belum memenangkan gelar apa pun. Inisiatif Southgate juga belum menunjukkan efektivitas di EURO 2024.
Phil Foden tampil kurang bersemangat ketika ditempatkan di sayap kiri. Trent Alexander-Arnold kehilangan tempat ketika dipromosikan ke lini tengah. Kieran Trippier terpaksa bermain di sayap kiri sepanjang EURO, meskipun Southgate masih memiliki Marc Guehi yang bisa bermain di posisi itu.
Masalah Inggris bukanlah para pemainnya. Mereka punya banyak talenta untuk memenangkan gelar. Bersama Tuchel, yang punya naluri alami untuk naik podium, Inggris bisa bermimpi memenangkan turnamen pertama mereka sejak 1966.
Masalahnya sekarang hanya ada pada FA. Mereka tampaknya tidak puas dengan Tuchel, padahal ia hanya mengaktifkan kontrak 18 bulan. Pelatih Jerman itu hanya punya satu kesempatan besar untuk membuktikan diri, yaitu Piala Dunia 2026.
[iklan_2]
Sumber: https://vtcnews.vn/tuchel-lam-hlv-doi-tuyen-anh-mon-hoi-cua-tam-su-ar902080.html
Komentar (0)